Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Harga Bitcoin Melesat ke Rp 683 Juta, Apakah Bisa Naik Lagi?

Sebagian besar investor optimistis bahwa Bitcoin akan mencapai harga yang lebih tinggi menjelang akhir tahun, bagaimana tanggapan trader Tokocrypto?

8 Desember 2023 | 11.53 WIB

Ilustrasi Bitcoin. Pexels/Ivan Babydov
Perbesar
Ilustrasi Bitcoin. Pexels/Ivan Babydov

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Harga Bitcoin di perdagangan pasar kripto global tercatat melewati angka US$ 44 ribu atau sekitar Rp 683 juta. Trader dari Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mengatakan kenaikan ini merupakan level harga tertinggi dalam lebih dari setahun sejak April 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, sebagian besar investor optimistis bahwa Bitcoin akan mencapai harga yang lebih tinggi menjelang akhir tahun dan mengakhiri tahun dengan tren positif.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Fyqieh kemudian menyebutkan beberapa faktor kunci naiknya harga Bitcoin. “Pertama, narasi mengenai ETF Bitcoin spot yang terus menjadi sorotan dan tekanan dari kebijakan moneter Amerika Serikat mulai mereda,” ujar dia dalam keterangannya, dikutip Jumat, 8 Desember 2023. 

Fenomena ini, kata Fyqieh, memungkinkan para pemain besar (whale) untuk mendorong harga lebih tinggi. Selain itu, hal ini telah menciptakan apa yang dikenal sebagai FOMO (Fear of Missing Out) di kalangan investor ritel, yang memperkuat tren akumulasi positif.

“ETF Bitcoin akan menciptakan akses yang lebih besar terhadap bitcoin bagi lebih banyak investor ritel dan institusi, memberikan peluang untuk terpapar pada aset digital,” tuturnya.

Lebih lanjut, trader Tokocrypto itu mengatakan banyak pihak yang memprediksi bahwa Bitcoin akan mencapai kembali All-Time High (ATH) dalam waktu dekat. Namun, untuk mencapai ATH mungkin tidak akan terjadi begitu saja.

“Mungkin Bitcoin tidak akan mencapai rekor tertinggi (ATH) dalam 'satu kali jalan', terutama mengingat faktor seperti halving yang akan datang. Dan jika belum ada proposal ETF yang disetujui, maka Bitcoin mungkin mengalami koreksi," tuturnya.

Selanjutnya: Dalam hal ini, Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika (SEC)....

Dalam hal ini, Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika (SEC) diperkirakan akan mengambil keputusan mengenai proposal ETF Bitcoin spot yang diajukan oleh beberapa institusi keuangan tradisional seperti BlackRock, Ark Invest, dan 21Shares pada awal 2024. 

Meskipun SEC awalnya menolak proposal tersebut dengan alasan kekhawatiran akan keamanan investor dan potensi manipulasi pasar kripto, kini tampaknya ada kemungkinan ETF Bitcoin spot pertama akan diperdagangkan di bursa utama Amerika Serikat pada 2024.

“Selain itu, keputusan Federal Reserve alias The Fed untuk mulai menurunkan suku bunga dari level tertinggi dalam 22 tahun pada paruh pertama 2024 juga dapat mempengaruhi Bitcoin dan aset berisiko lainnya,” kata dia. 

Berdasarkan analisisnya, jika tidak ada persetujuan dari SEC dan The Fed belum memberikan sinyal yang jelas, target harga Bitcoin hingga akhir tahun 2023 kemungkinan berada dalam kisaran US$ 40.000 hingga US$ 45.000.

“Perlu diingat bahwa ini hanyalah perkiraan, dan harga Bitcoin dapat berfluktuasi tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya di masa mendatang,” kata Fyqieh.

Lebih lanjut, Fyqieh juga berpendapat bahwa persetujuan ETF Bitcoin spot dapat menjadi pemicu besar bagi lonjakan Bitcoin pada tahun 2024. Selain itu, Bitcoin kemungkinan akan mengalami peristiwa halving berikutnya pada April 2024, yang menurut beberapa ahli dapat mendorong harga Bitcoin lebih tinggi lagi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus