Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan harga emas dunia masih akan merangkak naik. Oleh sebab itu, dia mengimbau para investor menahan diri dulu agar tak buru-buru menjual investasinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Untuk investor-investor yang sudah masuk, hold dulu," kata Ibrahim kepada Tempo pada Rabu, 13 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, tahun 2024 merupakan tahun yang cukup baik buat para investor. Investor, terutama yang memiliki logam mulia sebagai safe haven perlu bersabar.
"Yang punya posisi, tahan dulu posisi, karena tahun 2024 cukup baik bagi investor. Terutama bagi yang memiliki logam mulia sebagai safe haven, karena akan ada momentum di mana Bank Sentral Amerika menurunkan suku bunga."
Sebelumnya, dia memprediksi harga emas dunia akan menyentuh level US$ 2.206 troy ons pada pekan ini. Dia menyebut, ada kemungkinan bahwa target harga emas US$ 2.220 troy ons yang semula di akhir 2024, kemungkinan besar akan tercapai di semester pertama 2024.
"Di semester kedua, kemungkinan besar emas dunia itu akan ke US$ 2.250 dan kemungkinan bisa menyentuh level US$ 2.300. Nah, ini yang kita masih mengangan-angan di semester kedua, di akhir tahun."
Dia menjelaskan bahwa pada Juni hingga Desember, Bank sentral Amerika kemungkinan besar akan menurunkan suku bunga. Penurunan suku bunga ini diprediksi sekitar 1,1 persen atau 110 basis poin.
"Nah, ini yang bisa membuat harga emas naik," katanya.
Sementara itu di dalam negeri, kata Ibrahim, harga emas Antam diperkirakan akan menembus Rp 1.220.000 per gram. Angka ini didapatkan dengan asumsi nilai tukar rupiah per satu dolar sebesar Rp 15.800.
"Jadi, kalau seandainya harga emas dunia menyentuh level di 2.206 dolar per troy ons, emas logam mulia kemungkinan besar harganya nanti di Rp 1.220.000. Itu penghitungan dari troy ons ke kilogram, kemudian ke gram," tuturnya.