Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Hujan Deras, Sejumlah Ruas Jalan di Sorong Terendam Banjir

Sejumlah ruas jalan di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat, terendam banjir akibat hujan deras sejak Sabtu dini hari, 14 Juli 2018.

14 Juli 2018 | 17.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Banjir bandang melanda lima distrik di Kabupaten Tolikara, Papua, 1 Februari 2016. (Istimewa)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Sorong - Sejumlah ruas jalan di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat, terendam banjir akibat hujan deras sejak Sabtu dini hari, 14 Juli 2018. Banjir terparah dan tingginya setengah meter terjadi di kawasan Jalan Jupiter kilometer 10, dan jalan raya kawasan Lapas Sorong.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejumlah ruas jalan dari kawasan kilometer delapan hingga sembilan Kota Sorong juga terendam air yang pada akhirnya menghambat arus lalu lintas setempat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Amir, salah seorang warga kilometer sepuluh, mengatakan, banjir yang merendam sejumlah ruas jalan di Kota Sorong terutama di kawasan Jupiter kilometer sepuluh akibat drainase sudah tertutup tanah. Pria berusia 36 tahun ini menyebutkan, banjir di ruas Jalan Jupiter kilometer sepuluh itu bukan baru kali ini.

Banjir di wilayah tersebut, menurut Amir, sudah sering terjadi setiap tahun jika curah hujan tinggi.
Padahal pemerintah daerah setempat berkali-kali meninjau lokasi yang menjadi langganan banjir di kilometer sepuluh itu.

Namun sampai saat ini belum ada tindakan lebih lanjut untuk menangani permasalahan banjir pada ruas jalan tersebut jika curah hujan tinggi. "Kami berharap pemerintah kota sorong mencari solusi serta serius menangani permasalahan banjir yang selalu melanda masyarakat saat musim hujan," kata Amir.

Sementara itu, jalan penghubung antardesa di Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara juga putus akibat diterjang banjir mengakibatkan aktivitas perekonomian warga setempat nyaris lumpuh. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Pulau Taliabu, Rukmini Ipa, mengatakan, akibat luapan banjir itu membuat jalan menuju Kilong dan Ratahaya tak bisa dilewati kendaraan, terutama menuju Desa Kramat dan Meranti sulit untuk dilalui.

Bahkan, warga saat melewati jalan tersebut warga harus saling membantu untuk memikul sepeda motor agar supaya bisa melewati jalan yang diterjang oleh air hujan kiriman dari pegunungan tersebut. "Untuk saat ini kita masih sulit ke ibu kota, karena jalan di bagian jembatan kilong masih dipenuhi air kiriman dari pegunungan," ujar Rukmini.

Oleh karena itu, Dinas PUPR Kabupaten Taliabu berencana membuka jalan darurat yang bisa dilalui warga hingga menunggu penyelesaian menuju Kilong dan Ratahaya bisa dikerjakan dalam waktu dekat. Selain itu, PUPR akan membangun riol ini sangat penting untuk mengantisipasi ancaman bencana banjir saat musim penghujan seperti saat ini.

Rukmini mengatakan, saluran primer yang sudah dibangun berjumlah 500 meter dan saluran tersebut dibangun di dusun kebun janda, menuju dusun Fangahu Desa Bobong, mentok di batasan saluran terbuka dan akan di bangun riol untuk saluran pembuangan genangan air ke air laut.

Menurut Rukmini, Kota Bobong, adalah salah satu daerah yang berada di wilayah daratan rendah sehingga solusi untuk mengantisipasi banjir adalah membangun riol yang memiliki pintu pembuangannya sama dengan permukaan air laut. Sehingga, untuk menyiasati kondisi geografis Kota Bobong yang berada di bawah permukaan air laut ini, harus dibangun infrastruktur riol untuk menampung air yang tergenang ketika air laut mulai pasang barulah pembuangan air tertampung tersebut ke laut melalui pompa riol yang dimaksud.

ANTARA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus