Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ikan Mati di Danau Maninjau Bertambah Jadi 362 Ton, Berapa Kerugian Petani?

Kematian ikan di Danau Maninjau bertambah menjadi 362 ton akibat kekurangan oksigen di perairan danau vulkanik itu.

13 Desember 2021 | 18.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga memotret ikan yang mati di tepi Danau Maninjau, Nagari Bayur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Jumat, 5 Februari 2021. ANTARA/Iggoy el Fitra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam, Sumatera Barat mencatat kematian ikan di Danau Maninjau bertambah menjadi 362 ton akibat kekurangan oksigen di perairan danau vulkanik itu.

"Ini data yang kita peroleh dari petani keramba jaring apung di empat nagari atau desa adat," kata Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Rosva Deswira di Lubukbasung, Senin, 13 Desember 2021.

Ia mengatakan, sebelumnya kematian ikan di Danau Maninjau hanya 350 ton pada Minggu sore tersebar di Nagari Tanjung Sani 50 ton dan Nagari Koto Kaciak 300 ton. Namun kematian ikan itu bertambah 12 ton, di Nagari Koto Gadang 10 ton dan Nagari Koto Malintang dua ton pada Senin.

Ke-362 ton ikan jenis nila dan mas berbagai ukuran itu, tambahnya, milik puluhan petani.

"Kerugian akibat kematian ikan itu sekitar Rp 7,2 miliar dengan perkiraan harga Rp 20 ribu per kilogram," katanya.

Ia mengakui, kematian ikan secara massal itu terjadi setelah curah hujan disertai angin kencang melanda daerah itu.

Akibatnya, terjadi pembalikan massa air, sehingga berkurangnya oksigen di danau vulkanik tersebut.

Setelah itu ikan mengalami pusing. Beberapa jam setelah itu, ikan menjadi mati dan mengapung ke permukaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kita mengimbau petani untuk mengumpulkan bangkai ikan yang sudah mati untuk dikubur, agar tidak terjadi pencemaran air dan udara di daerah itu," katanya.

Ia menambahkan, pihaknya telah mengimbau petani untuk tidak menebar bibit ikan dari Agustus sampai Januari, karena curah hujan cukup tinggi disertai angin kencang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Imbauan itu setiap tahun diberikan dan bahkan papan imbauan telah dipasang. "Imbauan setiap tahun kita sampaikan dalam meminimalisir kematian ikan," katanya.

ANTARA

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus