Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso (Apmiso) Lasiman mengungkap, para pedagang bakso di area Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) saat ini beralih menggunakan daging impor. Lasiman bercerita, penyebab peralihan ini karena penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali merebak di Indonesia. Di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta, ujar dia, sapi-sapi tak lagi boleh diperdagangkan. “Dampaknya otomatis kelangkaan sapi, harga daging naik, juga kelangkaan daging,” ujar Lasiman kepada Tempo, Selasa, 28 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para pedagang bakso di Jakarta mulai beralih menggunakan daging impor sejak akhir Desember 2024. Mereka menebus daging itu dari India dan Australia itu di pasar-pasar daging dengan harga di kisaran Rp 90 ribu hingga Rp 100 ribu. Kini, Lasiman mengatakan, jumlah pedagang bakso di Jabodetabek yang menggunakan daging impor sudah sekitar 70 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lasiman mengatakan peralihan menggunakan daging impor itu mulai merembet ke Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta lantaran suplai daging sapi lokal yang terus menipis. “Kalau sapinya enggak ada, terus mau pakai apa? Mau enggak mau impor,” ujarnya.
Para pedagang bakso di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta biasa membeli daging dari Apmiso. Tapi asosiasi ini belum memperluas jangkauannya hingga Jakarta dan sekitarnya. Karena itu, para pedagang sapi di Jabodetabek biasa membeli dari pasar-pasar daging. Berbeda dengan daging lokal, Lasiman mengatakan, stok daging selalu ada. Pemerintah kini mengimpor daging baik sapi maupun kerbau lewat PT Berdikari dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).
Tapi dua badan usaha milik negara (BUMN) ini tak langsung menjual daging kepada pedagang bakso. Mereka menyalurkan daging melalui distrubutor, yakni PT Suri Nusantara Jaya atau Grup Suri. Sayangnya, dengan makin panjangnya rantai distribusi melalui Grup Suri, harga daging juga makin mahal. Jika BUMN mengimpor daging di harga sekitar Rp 60 ribu, Apmiso harus menebusnya dengan harga di kisaran Rp 80 ribu sampai dengan Rp 90 ribu.
Sedangkan para pedagang bakso yang membeli daging di pasar mendapatkan harga sekitar Rp 90 ribu hingga Rp 100 ribu. Meski harga ini lebih murah dari harga daging lokal, yakni sebesar Rp 130 ribu hingga Rp 140 ribu, Lasiman mempertanyakan tingginya kenaikan harga dari importir ke distributor.