PASARAN minyak goreng kemungkinan akan guncang kembali. Sebab, pekan lalu, diberitakan Antara, di Surabaya sedang banjir kopra dari Sulawesi, dan sulit mengekspornya. Tampaknya sulit bersaing dengan kopra Filipina. Sementara itu, Menteri Perdagangan Rachmat Saleh juga menegaskan bahwa ekspor minyak kelapa sawit, yang pernah dibekukan kemudian dicairkan lagi pertengahan tahun lalu, masih akan diteruskan. Menurut Menteri, saingan Malaysia sudah mulai berkonsentrasi ke ekspor barang industri. Malaysia, sebagai raksasa perkebunan karet dan kelapa sawit, mengaku sudah lemah. Negeri itu paling maju dalam melakukan riset guna mempertahankan diri sebagai eksportir karet dan minyak sawit terbesar. Tapi negeri itu sudah mulai kesulitan mencari tenaga kerja perkebunan, sehingga harus mengimpor tenaga dari Indonesia. Namun, dalam hal produksi minyak sawit, mereka masih merasa mampu bersaing dengan Indonesia karena di sini tak terlalu dibutuhkan banyak tenaga kerja. Perusahaan perkebunan terbesar di Malaysia, Sime Darby Berhad, misalnya, dasawarsa ini hendak menutup perkebunannya 80% dengan kelapa sawit, 10% dengan karet, dan sisanya dengan kelapa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini