Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Indikator

Walau bank-bank internasional di Hong Kong menawarkan kredit menarik, Indonesia tidak akan mengambil pinjaman tunggunya terkecuali devisa minyak merosot. Cadangan devisa indonesia semakin kuat. (eb)

8 Juni 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KREDIT lebih menarik sedang ditawarkan bank-bank internasional di Hong Kong. Tapi Indonesia, menurut Asian Wall Street Journal 27 Mei lalu, segan mengambilnya. Berbagai fasilitas kredit sudah diambil sebelumnya, untuk mengamankan anggaran pembangunan. Antara lain, pinjaman tunggu sebesar US$ 400 juta ditandatangani April lalu. Dengan pinjaman itu, sudah sekitar US$ 2 milyar pinjaman tunggu dimiliki Indonesia. Kredit itu akan diambil kalau pendapatan dari devisa minyak bumi akan merosot. Sementara itu, dua pekan lalu, gubernur Bank Sentral Arifin Siregar menyatakan bahwa cadangan devisa Indonesia semakin kuat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Cadangan devisa, akhir April lalu, berjumlah US$ 10,5 milyar. Sewaktu Bank Sentral mendevaluasikan rupiah terhadap dolar, Maret 1983, cadangan devisa hanya sekitar US$ 6,3 milyar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

PODCAST REKOMENDASI TEMPO

  • Podcast Terkait
  • Podcast Terbaru
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus