Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ingin Struktur Ekonomi Aceh Jadi Mandiri, Saran Kemenkeu: Pengembangan Industri Hilir

Kemenkeu menyatakan Aceh harus memanfaatkan pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19 untuk memperkuat industri hilir.

6 Oktober 2022 | 05.43 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pemaparan saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 22 September 2022. Rapat tersebut membahas dan persetujuan penyertaan modal negara (PMN) tahun 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan atau Kemenkeu menyatakan Aceh harus memanfaatkan pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19 untuk memperkuat industri hilir, dengan segala potensi yang ada di wilayah Tanah Rencong itu.

“Ini momentum kalau dulu kita kurang, maka sekarang kita perkuat, contohnya kegiatan (industri) hilir yang dulu kita tidak kuat,” kata Kepala Perwakilan Kemenkeu Provinsi Aceh Safuadi di Banda Aceh, Rabu 5 Oktober 2022.

Safuadi menjelaskan sistem ekonomi nasional sangat terganggu selama pandemi. Begitu juga dengan Aceh, namun tidak separah provinsi - provinsi lain di Tanah Air yang memiliki industri manufaktur.

Sedangkan Aceh, lanjut dia, belum memiliki industri manufaktur. Kontribusi pertumbuhan ekonomi Aceh paling besar dari sektor pertanian dan perikanan, dan bahkan tidak saling terkoneksi sehingga tidak berpengaruh besar saat pandemi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sementara di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, misalnya, itu pabrik bekerja interkoneksi, sehingga kalau satu terkena, semua bermasalah. Di Aceh dampak ekonomi akibat pandemi ada, tapi tidak seberat daerah yang tumbuh industri manufaktur,” katanya.

Dia menambahkan, pandemi akan segera berakhir. Pemulihan ekonomi akan terus berlangsung dengan berbagai program pemerintah. Karena itu, Aceh harus memanfaatkan momentum itu untuk bangkit memperkuat dengan industri hilir.

Kata Safuadi, sudah saatnya Aceh menyiapkan pengembangan ekonomi di hilir seperti pabrik gula, minyak goreng, telur, dan komoditas lainnya. Minimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar tidak terus ketergantungan dari daerah lain.

“Pabrik gula misalnya, kita sangat tergantung dengan Lampung. Karena kita potensi ada, minimal memenuhi kebutuhan masyarakat kita sendiri seperti gula, telur, minyak goreng, yang sudah harus kita rintis mulai sekarang,” katanya.

Saat ini, menurut dia, sudah mulai ada pengusaha Aceh melirik pengembangan industri hilir, yang akan membangun pabrik gula mini di lahan seluas 3 hektare di Kabupaten Bener Meriah, dengan kapasitas awal sebanyak 100 TDC.

“Jadi mudah-mudahan faktor pandemi kemarin akan mengubah struktur bisnis Aceh, struktur ekonomi di Aceh yang membuat Aceh bisa menjadi mandiri, karena kita punya modal luar biasa,” katanya.

Baca: 
Kemenkeu: BLT BBM yang Sudah Tersalurkan Rp 6,2 Triliun

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus