Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyampaikan realisasi investasi selama 2024 mencapai Rp 1.714,2 triliun. Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani berujar investasi tersebut diikuti dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 2,4 juta orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rosan mengatakan angka penyerapan kerja dari investasi hingga ribuan triliun rupiah itu seharusnya masih bisa ditingkatkan. Menurut Rosan, beberapa proyek investasi di bidang hilirisasi belum secara optimal membuka lapangan pekerjaan karena industrialisasi belum secara luas terlaksana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rosan berujar lapangan kerja akan terbuka lebih luas jika proyek hilirisasi juga diikuti industrialisasi. "Kami yakin kalau hilirisasi berjalan sampai industrialisasinya lapangan pekerjaannya akan meningkat," kata Rosan dalam dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan IV di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Jakarta pada Jumat, 31 Januari 2025.
Rosan memberi contoh investasi di bidang hilirisasi nikel. Dia berujar jumlah investasi bidang tersebut sebenarnya sudah cukup baik dengan total nilai hingga Rp 153,2 triliun. Namun, proyek hilirisasi nikel belum sepenuhnya menyentuh produksi produk turunannya.
Selain itu, Rosan mengatakan kualitas sumber daya manusia di Tanah Air juga perlu ditingkatkan. Rosan menyampaikan peningkatan kualitas tersebut perlu dilakukan untuk menghadapi tantangan seperti otomatisasi kecerdasan buatan dan teknologi robotik.
Rosan menyampaikan bidang hilirisasi turut berkontribusi terhadap total investasi di Indonesia. "Porsi dari hilirisasi dalam investasi yang masuk Indonesia secara overall, secara whole year tahun 2024 itu adalah 23,8 persen total realisasi investasi yang masuk," kata Rosan.
Menurut Rosan, total investasi di Indonesia pada tahun lalu mencapai Rp 1.714,2 triliun. Investasi di bidang hilirisasi berkontribusi hingga hampir seperempat dari total nilai tersebut dengan nilai Rp 407,8 triliun.
Rosan mengatakan sektor mineral menjadi pendorong utama investasi bidang hilirisasi dengan total Rp 245 triliun. Dalam sektor tersebut, investasi smelter nikel menyumbang Rp 153,2 triliun, smelter tembaga Rp 68,5 triliun, smelter bauksit Rp 21,8 triliun, dan smelter timah Rp 1,6 triliun.
Pilihan Editor: Dampak Penghematan Belanja Pemerintah ke Bisnis Hotel