Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Minimnya literasi keuangan membuat investor pemula terseret arus.
Jumlah investor di pasar modal naik 56 persen sepanjang 2020.
Webinar soal saham selalu dibanjiri peserta.
JAKARTA – Para investor saham pemula membutuhkan edukasi untuk memahami strategi berinvestasi di pasar modal. Ketua Nasional Komunitas Investor Saham Pemula, Frisca Devi Choirina, menuturkan bahwa minimnya literasi keuangan dan teknik berinvestasi saham kerap membuat investor pemula dari kalangan milenial terseret arus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Frisca, investor muda, khususnya yang berinvestasi karena ajakan teman atau keluarga, cenderung mengalami sindrom fear of missing out alias FOMO. Sindrom itu membuat investor memiliki keinginan untuk segera membeli saham pada level harga tertentu karena takut ketinggalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski begitu, Frisca mengakui banyak pemodal anyar yang cenderung mengoleksi saham-saham perusahaan besar yang memiliki pendapatan stabil, liabilitas rendah, dan berkapitalisasi besar atau blue chip. “Kebanyakan mengincar saham yang harganya masih ramah di kantong pemula,” ucapnya kepada Tempo, kemarin.
Frisca mengimbuhkan, komunitas yang diasuhnya diikuti lebih dari 40 ribu anggota aktif dari 60 wilayah. Menurut dia, jumlah investor pemula di pasar modal naik secara signifikan selama masa pembatasan mobilitas akibat pandemi Covid-19. Dia menyebutkan tingginya minat investor pemula terlihat dari tingginya jumlah peserta webinar yang diadakan komunitasnya.
“Minimal ada 500 orang pendaftar di tiap webinar, walaupun diselenggarakan pada hari kerja,” kata Frisca. Akun Instagram @ngertisaham yang dikelola Frisca juga kebanjiran pengikut dengan tambahan hampir 1 juta pengikut dalam beberapa bulan terakhir.
Suasana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, 9 Oktober 2020. Tempo/Tony Hartawan
Direktur Eksekutif Asosiasi Emiten Indonesia, Samsul Hidayat, mendesak regulator pasar modal menggencarkan edukasi saham untuk masyarakat. Salah satu ilmu yang dibutuhkan, dia mengungkapkan, adalah pemahaman bahwa investasi saham tak hanya berisi potensi keuntungan, tapi juga ada potensi kerugian.
“Sekarang pemula masih mengejar saham yang memberikan keuntungan cepat saja,” kata dia, kemarin.
Pada awal bulan ini, Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan jumlah investor pasar modal naik 56 persen di sepanjang 2020 dibanding tahun sebelumnya. Kini terdapat 3,88 juta investor dengan lebih dari separuhnya adalah investor domestik yang berusia di bawah 30 tahun.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah Redjalam, menilai tren investasi pasar modal tak dipengaruhi oleh umur pemodal, melainkan karakternya. “Tidak ada istilah saham untuk anak muda atau milenial,” ujarnya.
Piter mengungkapkan, karakter investor selalu terdiri atas mereka yang menyukai risiko serta melakukan jual-beli saham dalam jangka pendek, dan mereka yang memilih bermain aman dengan berinvestasi dalam jangka panjang.
Ekonom CORE yang lain, Yusuf Rendy Manilet, menimpali, pemodal muda biasanya tergiur oleh saham yang sedang diincar banyak orang. Namun, kata dia, masih ada sebagian kecil pemula yang mengandalkan spekulasi, sehingga berpotensi merugi.
Hal senada diungkapkan oleh ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance, Bhima Yudhistira Adhinegara. “Tawaran saham sedang gencar, kepolosan investor pemula sering dimanfaatkan oknum tertentu lewat media sosial.”
LARISSA HUDA | MUHAMMAD HENDARTYO
Jumlah investor individu domestik di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus meningkat. Hal ini dianggap sebagai pertanda pemulihan kinerja pasar modal yang sempat tersungkur akibat pandemi Covid-19. Hingga akhir 2020, Bursa melaporkan dominasi generasi milenial dalam kepemilikan single investor identification (SID) baru dan kenaikan frekuensi transaksi saham harian. Berikut ini profil investor dan kinerja BEI sepanjang 2020.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo