Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Pemerintah menargetkan produksi massal vaksin Merah Putih untuk menangkal pandemi Covid-19 terlaksana pada triwulan ketiga 2021. Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan saat ini enam kandidat vaksin buatan dalam negeri sedang diuji oleh sejumlah lembaga dan perguruan tinggi. Setelah pengujian laboratorium selesai, kandidat vaksin itu akan diserahkan kepada PT Bio Farma (Persero) untuk diuji klinis pada tahun depan.
"Uji klinis tahap pertama dilakukan pada triwulan pertama 2021. Kita harapkan pada kuartal ketiga sudah mulai diproduksi massal,” ujar Bambang, kemarin. Dia mengimbuhkan, dua kandidat vaksin lokal saat ini sedang diuji oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Sedangkan empat kandidat vaksin lainnya diuji oleh Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, dan Universitas Gadjah Mada.
Selanjutnya, kandidat vaksin yang terpilih akan menjalani tiga tahap uji klinis sebelum diproduksi massal. Uji klinis tahap pertama dilakukan untuk mengetahui efek samping penggunaan anti-virus. Uji klinis tahap kedua dilakukan untuk mengetes keamanan vaksin terhadap tubuh. Sedangkan pengujian terakhir merupakan tahap finalisasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah calon vaksin lolos uji klinis, Bio Farma akan memproduksi massal vaksin tersebut. Bambang menuturkan, perusahaan farmasi swasta pun bakal digandeng untuk memenuhi tingginya kebutuhan vaksin. Dia menyatakan imunisasi vaksin Covid-19 ada kemungkinan akan dilakukan lebih dari satu kali untuk setiap orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain mengandalkan vaksin Merah Putih, pemerintah membeli sejumlah vaksin anti-virus yang dikembangkan di luar negeri. Kemarin, pemerintah menjemput 50 juta dosis vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca PLC. Perusahaan farmasi itu didirikan oleh Astra AB asal Swedia dan Britania Zeneca asal Inggris.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan perusahaan yang berbasis di Inggris itu telah berkomitmen mengirimkan 150 juta dosis vaksin ke Indonesia. "Menteri Kesehatan telah berangkat untuk mempersiapkan 50 juta dosis vaksin yang dipesan pertama dan dibayar, berbasis pada Bio Farma yang mengadakannya,” ujar dia.
Hingga akhir tahun nanti, pemerintah berupaya mendatangkan sekitar 271,3 juta dosis vaksin. Pemerintah juga telah menjalin kerja sama dengan perusahaan asal Cina, Sinovac Biotech Ltd, untuk memasok 3 juta dosis vaksin secara bertahap. Sinovac pun berkomitmen menyediakan 15 juta dosis vaksin dalam bentuk konsentrat.
Pemerintah juga menjalin kerja sama dengan Cansino Biologics untuk menyediakan 100 ribu vaksin dosis tunggal pada awal November nanti. Jumlah vaksin itu akan bertambah sekitar 15-20 juta hingga 2021. Pasokan vaksin di dalam negeri ditambah pula oleh G42-Sinopharm yang bakal menyediakan 15 juta vaksin dosis ganda. Sekitar 5 juta dosis di antaranya mulai datang pada November hingga akhir tahun ini. Untuk 2021, Sinopharm mengusahakan penyediaan 50 juta dosis.
Menurut Airlangga, vaksinasi Covid-19 akan diprioritaskan kepada 160 juta penduduk Indonesia. Proses pemberiannya ditargetkan bisa dimulai pada akhir 2020 hingga 2022 dengan mengerahkan sekitar 11 ribu puskesmas. Petugas penanggulangan Covid-19 di garda terdepan akan menjadi orang pertama yang memperoleh vaksin. Mereka, antara lain, adalah tenaga medis, paramedis, serta petugas pelayanan publik, seperti aparat penegak hukum.
Prioritas kedua diberikan kepada tokoh masyarakat, seperti tokoh agama, perangkat daerah, dan sebagian pelaku ekonomi. Vaksin juga disuntikkan kepada seluruh tenaga pendidik, aparat pemerintah, dan peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Penerima Bantuan Iuran. “Kemudian ditambah masyarakat berusia 19-59 tahun," ucap dia.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | VINDRY FLORENTIN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo