Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengharapkan perang yang berlangsung di Jalur Gaza, Palestina, tidak berdampak pada harga minyak. Ia optimistis perekonomian Indonesia masih akan berjalan baik tahun depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perang antara kelompok Islam Hamas dan Israel di Gaza sejak awal Oktober 2023, menimbulkan salah satu risiko geopolitik paling signifikan terhadap pasar minyak sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu. Meskipun aliran minyak belum terkena dampaknya, para analis dan pengamat pasar menunjukkan dua implikasi besar jika konflik meningkat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertama, Amerika Serikat dapat memperketat atau meningkatkan penerapan sanksi terhadap Iran jika Iran terlibat dalam serangan Hamas terhadap Israel, yang selanjutnya dapat membebani pasar minyak yang sudah kekurangan pasokan.
Kedua, kesepakatan yang ditengahi oleh Washington untuk menormalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel, yang dapat membuat kerajaan tersebut meningkatkan produksi minyaknya, bisa saja gagal.
Dalam sambutannya di Outlook Perekonomian Indonesia 2024 yang digelar Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi negara masih di kisaran 5 persen, di atasa rata-rata dunia sekitar 2,9 persen.
Ia menyebut dapat keyakinan untuk mempertahankan tren positif setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani bertemu Presiden Islamic Development Bank (IsDB) Muhammed Al-Jasser di Jeddah Arab Saudi pada Minggu, 17 Desember 2023.
Jokowi mengatakan sudah mendapat bisikan dari Sri Mulyani urusan minyak tampaknya tak akan bergejolak lagi. "Ketakutan kita mengenai perang di Gaza yang akan menyebabkan naiknya harga minyak itu moga-moga ga terjadi ya," kata presiden dalam keterangannya saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Jumat, 22 Desember 2023.
Presiden, dalam sambutannya mengatakan, tidak ada alasan bagi pemerintah untuk tidak optimistis dalam melihat ekonomi 2024. Namun ia memberikan catatan mengenai pangan, pelemahan ekonomi mitra dagang utama seperti China dan pengetatan kebijakan moneter AS yang menekan arus modal negara-negara berkembang.
Kepala negara tidak merinci mengenai pelemahan ekonomi China dan kebijakan moneter AS. Namun mengenai pangan, Jokowi memastikan Indonesia akan mengatasinya dengan menambah stok pangan melalui impor dari India dan Thailand sebanyak tiga juta ton beras.
“Rasa aman kita dapat urusan pangan,” kata Jokowi.
DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Jokowi Harap Debat Cawapres Berlangsung Ramai