Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap industri mebel kayu, rotan, dan bambu bisa bertumbuh dua digit pada tahun ini. "Karena tahun sebelumnya tumbuh hanya empat persen. Kita harapkan tahun ini, tahun depan bisa tumbuh dua digit," ujar Jokowi saat meninjau pameran mebel dan kerajinan tangan di Jakarta International Expo Kemayoran, pada Rabu, 13 Maret 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam kunjungannya ke Ifex 2019, Jokowi meninjau sejumlah pameran mebel dan kerajinan tangan. Ia juga berbincang dengan para pengusaha juga pembeli mebel dari luar negeri. Jokowi turut didampingi Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Soenoto dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito.
Sebelumnya, Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia,Soenoto mengatakan akan menyampaikan sejumlah keluhan perihal hambatan yang dialami para pengusaha mebel dan kerajinan tangan kepada Presiden Jokowi. Misalnya, regulasi yang terlalu banyak dan kekurangan bahan baku.
Soenoto mencontohkan, Cirebon merupakan pusat kerajinan rotan. Tapi masyarakat Cirebon berteriak kekurangan bahan baku karena banyak bahan baku rotan diselundupkan. "Pemerintah harus membendung penyelundupan rotan. Aneh toh. Ironis," katanya.
Selain itu, untuk dapat bersaing dengan negara lain, Soenoto juga akan mengusulkan kepada Jokowi agar memberlakukan sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK) untuk bagian hulu. "Kalau mau bersaing tidak boleh ada belenggu. SVLK, kami bukan tidak setuju, tapi berlakukan di hulu, jangan hilir. Karena hilir ini user. Silakan verifikasi legalitasnya. Tapi di hulu," ujarnya.
Presiden Jokowi sendiri mengapresiasi kemajuan desain mebel dan kerajinan tangan yang dipamerkan di Indonesia Internasional Furniture Expo (Ifex) 2019. "Kalau melihat desain, kualitas desain kelihatan sekali meningkat," kata Jokowi
Ketua HIKMI Soenoto sebelumnya mengatakan Ifex 2019 diikuti 500 eksibitor. Acara yang berlangsung sejak 11-14 Maret 2019 itu diharapkan bisa mencetak nilai transaksi ekspor sebesar US$ 300 juta. Adapun target ekspor furniture dan mebel tahun ini, Soenoto memperkirakan sebesar uS$ 5 miliar.