Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan minatnya untuk menjalin kerja sama di bidang bisnis dengan Indonesia di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Kerja sama itu untuk sektor infrastruktur dan logistik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketertarikan Rusia disampaikan Putin dalam pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Russian Railways dapat mengambil bagian dalam mengimplementasikan inisiatif skala besar Indonesia untuk memindahkan ibu kota negara ke pulau Kalimantan," kata Putin dalam keterangannya pada Kamis waktu setempat atau Jumat, 1 Juni 2022 WIB.
Putin menuturkan Moskow, Ibu Kota Rusia, telah berkembang sangat baik dan siap bertartisipasi dalam proyek-proyek yang ambisius. Tak hanya menyampaikan ketertarikannya soal IKN, Putin menyatakan kesiapan BUMN Rusia, Rosatom State Corporation, untuk bergabung dalam proyek teknologi nuklir di bidang kesehatan dan pertanian di Tanah Air.
Putin juga menyampaikan kemungkinan pembukaan kembali penerbangan langsung dari Moskow ke Bali. Jokowi adalah presiden pertama di Asia yang mengunjungi Ukraina dan Rusia setelah invasi militer terjadi.
Jokowi mengatakan dia menghargai sikap Putin yang akan menjamin keamanan untuk pasokan pangan dan pupuk dari Rusia dan Ukraina. Jokowi juga menyampaikan Indonesia tak memiliki kepentingan apa pun kecuali ingin memastikan masalah rantai pasok pangan hingga energi segera teratasi.
"Dapat saya sampaikan Indonesia tidak memiliki kepentingan apa pun, kecuali ingin melihat perang dapat segera selesai dan rantai pasok pangan, pupuk, energi dapat segera diperbaiki," ujar Jokowi/
Menurut Jokowi, persoalan rantai pasok pangan sampai energi ini menyangkut kehidupan ratusan juta orang, bahkan miliaran manusia. Dalam persamuhan itu, kepala negara mengaku banyak berdiskusi dengan Putin soal pangan dan pupuk.
Dua komoditas itu, kata dia, adalah masalah kemanusiaan dan kepentingan masyarakat dunia. “Dan ratusan juta orang terdampak dengan terganggunya rantai pasok pangan dan pupuk, terutama di negara-negara berkembang,” ucapnya.
BISNIS | ANTARA
Baca juga: Jokowi Tiba di Abu Dhabi, Temui Investor dan Bahas Kerja Sama Ekonomi dengan Presiden UEA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.