Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Jokowi tiba kembali ke Tanah Air dari lawatannya ke Abu Dhabi untuk bertemu Presiden Uni Emirat Arab Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) pada Kamis dinihari, 18 JUli 2024
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rombongan Presiden, yang tiba di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, di antaranya Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, serta Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam kunjungan ini, Jokowi mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden MBZ untuk meningkatkan kerja sama kedua negara, terutama dalam bidang ekonomi.
"Dalam 10 tahun terakhir ini, hubungan kedua negara berkembang dengan cepat. Dari sisi perdagangan, misalnya, terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Angka perdagangan di tahun 2015 sampai 2023 mengalami peningkatan 52 persen, dan di tahun 2023 mencapai 3,282 miliar (dolar AS)," ujar Menlu Retno Marsudi dalam keterangannya di Abu Dhabi..
Dari sisi investasi juga tercatat peningkatan yang signifikan, namun tidak dijelaskannya lebih lanjut.
"Hubungan yang kokoh ini akan menjadi modal bagi pemerintahan ke depan untuk terus mempererat kerja sama antara kedua negara," ujar Retno.
Selain mengadakan pertemuan dalam bentuk pleno, kedua pemimpin juga bertemu empat mata. Menlu Retno menjelaskan bahwa pembahasan dalam pertemuan tersebut berfokus pada kerja sama investasi.
Beberapa hal yang menjadi fokus pembicaraan antara lain rencana kerja sama pembangunan pusat keuangan di Ibu Kota Nusantara (IKN). Rencana kerja sama ini diwadahi dalam MoU yang ditandatangani oleh Menteri PUPR dengan Dubai International Financial Center (DIFC).
“Setelah penandatanganan MoU akan dilakukan kunjungan delegasi teknis yang akan mulai membahas persiapan kerja sama,” kata Retno Marsudi.
Ia menambahkan, topik kedua yang dibahas kedua pemimpin adalah kerja sama pengembangan industri bahan baku nikel.
Indonesia dengan cadangan nikel yang besar telah mengembangkan ekosistem hilir nikel, khususnya untuk baterai dan kendaraan listrik (EV).
“Presiden Jokowi mengajak UEA untuk berinvestasi di sektor EV dari hulu hingga hilir,” kata Retno.
Selain pertemuan tête-à-tête, kedua pemimpin juga mengadakan pertemuan bilateral dan menyaksikan pengumuman delapan hasil perjanjian:
MoU antara Kementerian BUMN dan pengembang real estate UEA Eagle Hills di bidang pariwisata dan transportasi udara;
MoU antara Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) dan Otoritas Pusat Keuangan Internasional Dubai tentang pendirian pusat keuangan di Nusantara;
MoU antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Emirates Nuclear Energy (ENEC) mengenai energi nuklir;
MoU antara Bank Indonesia (BI) dan Bank Sentral Uni Emirat Arab (UAECB) mengenai sistem pembayaran;
MoU antara Kementerian Keuangan dan UEA mengenai pengelolaan keuangan publik;
Perjanjian kerangka kerja antara PT Dirgantara Indonesia dan PAL Aerospace mengenai transfer teknologi pesawat patroli maritim dan peperangan anti kapal selam;
MoU antara PLN Icon+ dan perusahaan energi terbarukan milik Emirat untuk penilaian bersama dan studi komersial dan industri untuk instalasi tenaga surya atap di Indonesia;
MoU antara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI dengan Mohamed bin Zayed Species Conservation Fund UEA mengenai pengembangan Pusat Penelitian Mangrove Internasional Sheikh Mohamed bin Zayed dan Joko Widodo di Bali.
Pilihan Editor 7 Orang Terkaya di Dunia Periode Juli 2024, Bos Amazon Salip Pemilik Perusahaan LVMH