Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyoroti dua poin penting dari lawatannya ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab pada Rabu, 17 Juli 2024. Salah satu di antaranya adalah MoU antara Dubai International Financial Centre Authority dan Otorita Ibu Kota Nusantara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Di situ ada sistemnya. Kita ingin biro, rekrutnya seperti apa, membawa uang untuk bisa masuk ke financial center yang ada di Dubai seperti apa. Artinya financial center yang ada di di IKN ini nanti akan kita harapkan segera terbentuk dan segera bisa berjalan," kata Jokowi saat ditemui di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat, 19 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kunjungan Jokowi ke Uni Emirat Arab menghasilkan sejumlah kesepakatan kerja sama bilateral, baik antar pemerintah maupun antar pelaku bisnis. Namun belum ada kepastian soal investasi bagi proyek IKN.
Kesepakatan pemerintah RI dan UEA yang dihasilkan diumumkan di depan Presiden Jokowi saat pertemuan bilateral dengan Presiden Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) di Qasr Al Watan, Abu Dhabi, pada Rabu, 18 Juli 2024.
Jokowi tidak merespons saat ditanya kepastian investasi di IKN. Namun, dia menyoroti satu poin lain yang disepakati dalam kunjungannya ke Abu Dhabi.
Kerja sama kedua yang menurut Jokowi penting antara UEA dan RI adalah mengenai nikel. Sebab Indonesia dengan cadangan nikel yang besar telah mengembangkan ekosistem hilir nikel, khususnya untuk baterai dan kendaraan listrik (EV).
"Dimulai dari hulu sampai hilir, dari pertambangan kemudian diespal, ketot, prekusor, baterai kendaraan listrik dan juga kendaraan listriknya. Saya kira kalau ini berhasil kita harapkan bisa menguasai pasar 80-85 pasar dunia. Itu yang kita harapkan," kata Jokowi.
Adapun kesepakatan-kesepakatan yang disepakati Indonesia UEA saat kunjungan Jokowi adalah sebagai berikut:
1. MoU antara Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia dan Eagle Hills tentang Peningkatan Ekosistem Pariwisata melalui Kerja Sama dengan Aset Badan Usaha Milik Negara pada Sektor Bandar Udara dan Logistik, Pelayanan (Perhotelan), dan Destinasi Pariwisata;
2. MoU antara Dubai International Financial Centre Authority dan Otorita Ibu Kota Nusantara;
3. MoU antara PT Indonesia Comnets Plus dengan Abu Dhabi Future Energy Company PJSC-Masdar tentang Joint Study Atap Tenaga Surya di Indonesia;
4. MoU antara Emirates Nuclear Energy Company Persatuan Emirat Arab dan Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia tentang Kerja Sama di Bidang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir untuk Mendukung Program Nuklir PEA dan Indonesia;
5. MoU antara Dana Konservasi Spesies Mohamed Bin Zayed Uni Emirat Arab dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia mengenai Proyek Pendirian Sheikh Mohamed Bin Zayed dan Joko Widodo Pusat Penelitian Mangrove Internasional di Bali, Republik Indonesia;
6. MoU antara Kementerian Keuangan RI dan Kementeriam Keuangan PEA terkait Manajemen Keuangan Publik;
7. MoU antara Bank Indonesia dan Bank Sentral PEA (UAECB) terkait Kerja Sama Sistem Pembayaran; dan
8. Perjanjian Kerja Sama dalam Bidang Pesawat Patroli Maritim dan Pesawat Anti Kapal Selam.