Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Kami Tidak Teruskan Lagi

7 September 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rencana PT Medco Energy International Tbk mengakuisisi aset PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) menyebar cepat. Kabar berikutnya tak kalah cepat menyusul: alih-alih hendak menyelamatkan kilang mangkrak di Jawa Timur ini, beberapa kalangan di pemerintahan curiga perusahaan milik keluarga Panigoro itu membawa kepentingan pemilik lama, yakni Honggo Wendratno. Honggo diduga akan masuk lagi dengan menumpang lewat skema yang diajukan Medco.

Presiden Direktur Hilmi Panigoro meluruskan dugaan-dugaan miring ini kepada tim Tempo, yang menemuinya pada Selasa dua pekan lalu di kantornya. "Saya perlu cepat merespons karena mulai beredar berita yang menurut saya salah."

Bagaimana mulanya Medco tertarik mengambil alih TPPI?

Secara rasional, perusahaan minyak idealnya integrated, hulu ke hilir. Medco pernah punya pengalaman bekerja sama dengan Pertamina di Bunyu. Tapi begitu gas habis, ya sudah, kami kembalikan. TPPI ini lebih besar skalanya, tapi banyak masalahnya. Setelah kami lihat secara teknis, dengan keadaan harga minyak sedang menurun, keinginan untuk integrasi lebih tinggi. Jadi kami coba untuk masuk. Kami buat tim kecil. By the way, evaluasi ini tidak dilakukan di level Medco Tbk, lho.

Jadi oleh siapa?

Isinya konsultan dari luar. Kami cari orang-orang ahli dari dalam dan luar negeri.

Sejak kapan menimbang-nimbang?

Ya, mungkin mulai setahun lalu. Kami lihat data dari publik. Kesimpulannya, TPPI menarik. Di dalamnya ada Pertamina, pemegang saham lama, dan pemerintah, yakni PPA (Perusahaan Pengelola Aset), yang punya saham mayoritas di Tuban Petro. Ini bertahap, tapi satu kuncinya: siapa pun yang mau ambil harus mendapat restu dari pemerintah. Itulah sebabnya saya tulis surat ke Menteri Keuangan. Di surat itu saya sebagai Medco Group, di luar Medco Tbk.

Surat dikirim ke siapa saja?

Ke Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), serta Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Kepolisian RI.

Kenapa ke Bareskrim?

Karena TPPI sedang ada kasus hukum. Ini sifatnya pemberitahuan. Kalau misalnya dari Bareskrim bilang, "Jangan disentuh, hukumnya kompleks", ya tidak kami sentuh. Kalau ke Kementerian ESDM untuk memastikan apakah bisa kami masuk dari aspek teknis. Ke Kementerian Keuangan sebagai pemilik saham terbesar di Tuban Petro.

Dari Kementerian Keuangan ada tindak lanjut?

Kementerian Keuangan itu berhubungan dengan multi-year bond Rp 3 triliun itu. Kalau mau ambil TPPI berarti berurusan dengan Menteri Keuangan. Tapi, kalau menteri teknis bilang ini buat Pertamina, buat apa saya urus? Saya dengar terakhir di kabinet itu sudah diputuskan Pertamina first rights. Pertamina pun mau ambil.

Tapi belum ada surat resmi, kan?

Belum ada, kami belum pernah dibalas. Saya dengar-dengar saja. Makanya dari saya sih tidak meneruskan lagi. Sudah selesai. Kami ada urusan lain.

Walaupun bagus, TPPI persoalannya kompleks. Kok, Anda nekat?

Tahukah Anda, untuk membangun aromatic plant dengan kapasitas seperti TPPI mungkin perlu US$ 3 miliar, dengan waktu konstruksi empat-lima tahun. Kalau Anda mendapat plant yang sama senilai US$ 1,5 miliar, enam bulan sudah jalan, itu bukan nekat. It's an opportunity.

Artinya kini Medco balik badan?

Oh, iya. Ya, kalau besok-besok ada kabar lagi, kami lihat. Tapi yang pasti sekarang fokusnya tidak di situ.

Apakah benar Harum Energy milik Kiki Barki ada di belakang rencana Medco mengakuisisi TPPI?

Tidak. Jawabannya tidak. Begini, Pak Kiki Barki ini teman baik Pak Arifin Panigoro sejak di Bandung. Dari waktu ke waktu, mereka sering ngobrol mengenai kemungkinan kerja sama dan lain-lain. Tapi sampai sekarang tidak ada yang kejadian. Ide ada banyak sekali. Beliau produsen batu bara. Kami produsen power. Jadi sinergi kami banyak. Dan pembicaraan selalu ada, tapi belum ada yang firm.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus