Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Kampanye dengan Uang Negara

10 November 2002 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEHARI sebelum “dokter” perbankan BPPN memanggil para debitor pasiennya di kamar 411 Bali Nirwana Resort, mereka berkumpul di area patung Garuda Wisnu Kencana, Bali. Saat itu, selain mereka, ada sejumlah petinggi badan usaha milik negara (BUMN), Menteri Negara BUMN Laksamana Sukardi, beberapa pejabat tinggi lainnya, dan Taufiq Kiemas, suami Presiden Megawati Soekarnoputri. Tak ada pembicaraan soal utang-piutang. Mereka terhanyut dalam acara renungan The Bali Memorial Concert, mengenang korban tragedi bom di Legian, Bali, lewat alunan musik Twilite Orchestra pimpinan Addie M.S. Acara ini boleh dikata sukses. Ada sekitar 10 ribu penonton hadir, termasuk para pejabat BUMN, di sana. Tak aneh bila karyawan pelat merah itu tumplek di Bali. Tergabung dalam BUMN Incorporated, mereka adalah salah satu donatur acara. BUMN Incorporated? Ini ternyata lembaga yang secara instan dibentuk untuk menghadapi lesunya perekonomian setelah kasus bom Bali. Nota kesepahaman kerja sama antara BUMN dan BPPN bahkan baru ditandatangani Menteri Laksamana Sukardi, Selasa pekan lalu. ”Lembaga ini dibentuk agar roda perekonomian kita bisa terus bergerak. Kita mulai dari BUMN dan BPPN dulu,” ujarnya. Gerakan ini juga merupakan upaya untuk membangkitkan kesadaran bahwa ada potensi domestik di Indonesia. Sayangnya, kegiatan yang bertujuan baik ini harus diawali dengan pengeluaran uang negara yang tidak sedikit. Berapa besar? Mari kita coba ancar-ancar menghitung berapa besar dana untuk mengongkosi para petinggi BUMN dan BPPN ini berdarmawisata ke Bali. Tiket pesawat Garuda Indonesia bolak-balik sekitar Rp 2 juta. Kalau dianggap biaya sewa hotel bintang lima seperti Hotel Sheraton dan beberapa hotel mewah lainnya beserta makan selama tiga hari mencapai Rp 2 juta, total pengeluaran untuk seorang saja sekitar Rp 4 juta. Taruhlah ada 200 karyawan BUMN dan BPPN yang datang ke Pulau Dewata, maka hampir Rp 1 miliar keluar. Ada lagi biaya yang lebih besar. Perusahaan pelat merah tersebut harus menguras pundinya untuk menyumbang konser musik nan meriah itu. Jumlahnya? Tak jelas memang. Tapi, ”Saya rasa gede sekali,” kata Tantowi Yahya, salah seorang penggagas acara ini. BUMN Incorporated menalangi seluruh biaya penginapan dan sejumlah biaya lainnya untuk sekitar 300 orang pendukung dan panitia acara ini. PT Garuda Indonesia bahkan menyediakan 300 kursi gratis bolak-balik Jakarta-Bali bagi panitia. Memang bukan BUMN ini satu-satunya yang menyumbang. Ada sponsor lainnya, PT Sampoerna, perusahaan rokok, yang mengeluarkan Rp 1 miliar untuk biaya promosi. Juga ada seorang donatur rahasia yang merogoh dana Rp 600 juta. Usut punya usut, rupanya, penggalangan ini tidak terlepas dari peran Taufiq Kiemas sebagai pelindung acara The Bali Memorial Concert. Menurut Tantowi, Taufiqlah yang mencolek Laksamana Sukardi, yang lalu ”meminta perhatian” para direksi BUMN. Benar begitu? Laksamana membantah keras kalau disebutkan dirinya mengirim perintah agar para petinggi BUMN menyetor sumbangan. ”Itu inisiatif mereka sendiri. Tidak ada instruksi. Kita semua prihatin atas tragedi Bali,” katanya. Wenseslaus Manggut, Tjandra Dewi, Alit K. (Bali)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus