BONGGO, 5 tahun, nama orang utan penghuni Kebun Binatang Ragunan, Jumat pekan lalu tampak sangat bahagia. Bayangkan, ia diundang ke Hotel Sahid Jaya oleh Direksi Bank Internasional Indonesia (BII). Hari itu ia menerima hadiah cek Rp 300 juta dari taipan Eka Tjipta Widjaya. Jangan khawatir, Bonggo. Itu baru uang muka. Sebab, kata Presdir BII Indra Wijaya, sepanjang tahun 1991, bank itu akan menyisihkan Rp 25.000 dari setiap anggota baru pemegang kartu kredit Visa dan Mastercard dari BII untuk Bonggo dan teman-temannya. Uang pangkal ini seluruhnya akan dihibahkan untuk program pemeliharaan satwa langka, khususnya badak dan orang utan. Tahun depan, BII punya target menerbitkan 5.000 kartu kredit per bulan. Bila itu tercapai, dalam setahun BII sedikitnya bisa menghimpun sumbangan sekitar Rp 1,5 milyar. Angka ini tentu saja besar sekali dibanding dana yang tersedia selama ini. Menurut Dirjen Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam, Soetisna, dana yang tersedia dari APBN hanya Rp 20 juta. Itu pun terutama untuk gaji karyawan pelestarian hutan dan alam. Selain itu, ada bantuan dari IGGI sekitar US$ 300 juta per tahun untuk pemeliharaan taman-taman nasional. Gagasan BII tentu saja disambut hangat Menteri KLH Emil Salim. "Pak Eka Tjipta adalah pengusaha yang mengubah alam, antara lain dengan industri kertasnya PT Indah Kiat di Riau. Sementara itu ada alam kita yang perlu dilestarikan, antara lain Ujung Kulon, dan Gunung Leuser. Jika masyarakat pengusaha mau ikut melestarikan alam, tentu saja saya sangat dukung," kata Emil. Partisipasi pengusaha untuk pelestarian alam ini, kata Menteri Emil, juga sudah dilakukan antara lain oleh taipan William Soeryawidjaya dari Astra dan Hashim Sumitro Djojohadikusumo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini