Kawamite Garap Bandara Juanda

Pemerintah akhirnya mengumumkan konsorsium Kawamite sebagai pemenang tender proyek pengembangan Bandar Udara Juanda, Sidoarjo. Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi memilih konsorsium yang terdiri dari Kajima-Waskita-Mitsubishi-Teguh Joint Operation karena tawaran mereka yang terendah dibanding dengan peserta lain, yakni Rp 1,14 triliun. Tawaran peserta lain Rp 1,59 triliun sampai Rp 1,69 triliun. Pemerintah sendiri memperkirakan investasi di Juanda mencapai Rp 1,193 triliun. Kemenangan Kawamite ini sebenarnya sudah ditetapkan pada Oktober 2000. Namun, entah karena apa, Dirjen Perhubungan Udara, Soenaryo Yosopratomo, baru mengumumkannya sekarang. "Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi dan konsorsium Kawamite sedang menyiapkan penandatanganan kontrak pengembangan Juanda," kata Soenaryo dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI, Selasa pekan lalu. Rencananya, bangunan bandara akan diperluas dari 14.500 meter persegi menjadi 51.453 meter persegi, dan panjang landasan akan ditambah dari yang sekarang 3 km, agar bisa menampung pesawat berbadan lebar. Pengembangan Bandara Juanda sudah terkatung-katung sejak 1998. Ketika itu, konsorsium Rhabasa Lintas Persada dan Brackwell Airport Dev. Co. dinyatakan sebagai pemenang. Namun, penetapan itu dibatalkan dan kemudian ditender ulang. Konsorsium Kawamite sebelumnya juga sempat didiskualifikasi gara-gara tidak lolos persyaratan teknis dan administrasi. Tapi, masih belum jelas mengapa konsorsium ini kemudian dinyatakan bisa ikut tender dan malah menang. Namun, Komisi IV DPR RI tampaknya punya pendapat lain. Wakil Ketua Komisi IV, Rosyid Hidayat, mengungkapkan bahwa pengembangan Bandar Udara Juanda belum mendesak. Karena itu, DPR meminta pemerintah mengkaji ulang rencana tersebut.