MEL0MPAT pesawat Cassa dari penerbangan perintis yang dulu pernah menghubungkan Medan-Aekgodang (dekat Padangsidempuan, Tapanuli Selatan) mulai aktif kembali sejak Jumat pekan silam. Rute sejauh 483 kilometer ini bisa ditempuh 1 jam 20 menit. Ongkosnya Rp 98.950. Peresmian 3 Agustus lalu oleh Gubernur Sumatera Utara, Raja Inal Siregar, ditanda pula dengan penerbangan gratis mengelilingi Padangsidempuan. Dengan kehadiran Cassa, lapangan terbang perintis Aekgodang harus diaktifkan lagi setelah sembilan tahun tak berfungsi. Adalah PT Sabang Merauke Raya Air Charter (SMAC) yang pernah mengoperasikannya dulu selama 1,5 bulan. "Penumpangnya sangat sedikit dan tak pasti," kata Manajer Niaga MAC, Sani Sembiring, kepada TEMPO. Sejak itu, lapangan berlandas pacu 1.000 x 23 meter ini telantar dan ternak berkeliaran di sana. Agar ternak itu tidak mengganggu penerbangan Cassa, Gubernur Raja Inal mengimbau penduduk agar menertibkannya. Sekarang, SMAC tak usah terlalu pusing karena Pemda Tapanuli Selatan menangani angkutan darat Aekgodang-Padangsidempuan pp. Bahkan menanggung empat kursi dari sembilan kursi Cassa yang tersedia. Tiga kursi lagi dijamin oleh pengusaha lokal. "Jadi, kalaupun tak ada penumpang, kami disubsidi tujuh kursi," kata Sani. Dan itu subsidi penuh selama tiga bulan. "Kami hanya menyediakan pesawat," ujar Sani. Setelah itu, barulah semuanya ditangani SMAC. Sani yakin, kini prospek penerbangan Cassa yang tiga kali dalam seminggu itu (Senin, Rabu, Sabtu) cukup cerah. Maklum, penduduk Tapanuli Selatan lumayan penghasilannya. Dan bila rute Medan-Aekgodang kebetulan sepi, Cassa bisa mengambil rute Medan-Pinangsori yang tak jauh dari Sibolga. Untuk itu, lapangan Pinangsori, yang juga sembilan tahun tidak berfungsi, tentu harus dihidupkan. Setidaknya perlu sedikit kucuran biaya, yang mungkin bisa disediakan oleh swasta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini