SEBAGIAN dari jatah pinjaman luar negeri untuk BUMN ternyata disalurkan Pemerintah kepada PT Merpati Nusantara. Kamis pekan lalu, Direktur Utama Merpati, F.H. Sumolang, telah menandatangani pinjaman sebesar US$ 26 juta (sekitar Rp 52 milyar) dari sejumlah bank di Singapura. Ini untuk pertama kalinya Merpati menarik pinjaman luar negeri. Pinjaman tersebut diatur oleh Bank Bumi Daya bersama suatu lembaga keuangan internasional spesialis pencari dana, yakni Morgan Grenfell cabang Asia. Pinjaman itu, kata Sumolang, sebagaimana dikutip koran The Straits Times Singapura, akan digunakan untuk peremajaan armada Merpati yang berusia lebih dari 25 tahun -- sebagian merupakan pesawat bekas dari Garuda Indonesia. Pesawat yang akan dibeli pun ternyata pesawat bekas, berupa delapan buah Fokker 27/500 dan usianya di atas sepuluh tahun. Sumolang berani menarik pinjaman luar negeri karena, menurut dia, syarat-syaratnya cukup ringan. Namun diduga, pinjaman itu tergolong komersial. Jangka waktunya pendek (lima tahun), bunga 2% di atas SIBOR (suku bunga pinjaman antar bank di Singapura), tapi tak jelas persisnya berapa. Keberanian Merpati menarik pinjaman dolar ini tentu bukan tanpa risiko, terutama mengingat penghasilannya dalam rupiah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini