Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Satgas Pelaksana Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) membantah banjir di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, disebabkan pembangunan intake Sungai Sepaku. Ketua Satgas IKN, Danis Sumadilaga, mengklaim pihaknya sudah mengecek area tersebut.
Danis mengatakan banjir di Sepaku sudah terjadi sejak 2017. Alih-alih proyeknya menyebabkan banjir, ia berujar, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) justru menormalisasi Sungai Sepaku. "Intinya, kapasitas dari sungai itu yg justru sekarang kita coba normalisasi," kata Danis di Kompleks Kementerian PUPR, Jumat, 5 Juli 2024.
Menurut Danis, banjir di sekitar IKN terjadi karena berbagai faktor. Suatu kali, ia berujar, banjir pernah disebabkan karena gorong-gorong yang tak berfungsi maksimal. Penyebab lainnya, curah hujan tinggi. "Masyarakat sendiri mengatakan daerahnya rawan banjir. Data juga menunjukkan curah hujan yang biasanya normal antara 30-50 mm per hari, waktu itu 186 mm per hari," ujar Danis.
Banjir di Sepaku terjadi bulan kemarin setelah hujan turun di kawasan tersebut sejak Minggu malam, 23 Juni 2024. Salah seorang warga, Arman Jais, mengatakan banjir merendam setidaknya 80 rumah di RT 03. Ia berujar, air semakin tinggi setelah hujan deras mengguyur pada Senin pagi.
"Semalam, pukul 23.00 ketinggian air masih 10 cm. Pagi tadi, pukul 08.00, sudah satu meter di depan rumah warga,” kata Arman kepada Tempo, Senin, 24 Juni 2024.
Arman menduga banjir kali ini diperparah dengan adanya bangunan Intake Sungai Sepaku. Menurut dia bangunan itu menutup sungai dengan ketinggian tembok yang melebihi jalan utama kampung. “Sungai ditutup, jadi airnya naik,” kata dia. Padahal sebelumnya, ia berujar, biasanya air tidak langsung naik ke permukiman warga meski hujan deras mengguyur kawasan hulu.
Intake Sungai Sepaku dibangun dengan kapasitas 3.000 liter per detik. Pengambil air Sungai Sepaku ini dibangun dengan konsep bendung gerak dan memiliki lebar bendung 117,2 meter dan tinggi bendung 2,3 meter. Proyek ini ditujukan untuk memasok kebutuhan air baku di IKN.
Mengutip Antara, Intake Sungai Sepaku berbeda dengan pemasok air baku bagi IKN lainnya. Sebab, pengambilan air dilakukan dengan dasar sungai ditinggikan kemudian air dialirkan menuju rumah pompa. Sebelum air masuk ke rumah pompa juga akan dibersihkan terlebih dahulu dari lumpur. Setelah itu, dialirkan ke instalasi pengolahan air, kemudian dialirkan melalui jaringan pipa menuju IKN.
Pilihan Editor: Satgas Sebut 14 Rumah Menteri di IKN Siap Digunakan Akhir Juli, Sisanya Bertahap hingga Oktober
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini