Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Khawatir Tak Ada Stok, Harga Bawang Putih di Jawa Barat Meroket

Harga bawang putih di Jawa Barat meroket akibat imbas virus corona.

7 Februari 2020 | 19.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pedagang bawang putih di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, saat ditemui pada Jumat, 7 Januari 2020. TEMPO/M Julnis Firmansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, M Arifin Soedjayana mengatakan, sepekan terakhir ini harga bawang putih di Jawa Barat merangkak naik. “Harganya sekarang ada yang kisaran Rp 45 ribu sampai Rp 50 ribu (per kilogram),” kata dia di Bandung, Jumat, 7 Februari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arifin mengatakan, harga rata-rata bawang putih biasanya berada di kisaran Rp 30 ribu per kilogram. “Bawang putih sekarang harga memang meningkat dari Rp 30 ribuan, hampir seminggu ini di di 5 pasar pantauan kami naik,” kata dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arifin mengatakan, kenaikan bukan karena masalah stok. “Bukan karena barang tidak ada, tapi mereka khawatir karena stok menipis,” kata dia.

Arifin mengatakan, masih menunggu perkembangan kenaikan harga bawang putih. Dugaannya, kenaikan barang ini merupakan ulah distributor. “Kalau memang harga masih melonjak lagi, kita mau nyuratin Satgas Pangan untuk mengecek distributor,” kata dia.

Arifin mengatakan, hingga saat ini Kementerian Perdagangan belum memutuskan penghentian impor barang dari China terkait merebaknya virus corona di negara itu. Salah satu komoditas yang dikhawatirkan terimbas adalah bawang putih yang mayoritas hasil impor dari China. “Resminya gak ada,” kata dia.

Arifin mengatakan, informasi tipisnya stok bawang putih diketahuinya dari Kementerian Perdagangan. “Dari Kementerian Perdagangan melalui Dirjen Perdagangan Dalam Negeri menyampaikan stok nasional itu sampai dengan awal Maret,” kata dia.

Kementerian Perdagangan saat ini tengah mencari negara lain selain China untuk memasok bawang putih ke Indonesia. “Pemerintah pusat tidak mau ambil risiko kalau tetap mengimpor dari China. Dia sedang mencari alternatif negara lain yang memungkinkan untuk bisa melakukan impor,” kata Arifin.

Arifin mengatakan, 80 persen kebutuhan bawang putih Indonesia dipasok impor. Dari keseluruhan impor bawang putih tersebut 95 persen dari China.

Situasi hampir sama terjadi di Jawa Barat. Pasokan bawang putih dari petani lokal, tidak bisa menutup kebutuhan bawang putih di Jawa Barat. “Data produksi kita (untuk bawang putih) itu 1.400 ton per tahun. Lokal. Kebutuhankita 2.800 sampai 3 ribu ton per tahun. Makanya pasti di pasok dari impor,” kata Arifin.

Imbas isu terkait virus corona juga mulai merambah pada buah-buah impor asal China yang diperdagangkan di pasar moderen. “Kemainr sudah ditanyakan ke Aprindo untuk masalah buah itu, paling banyak impor dari China itu buah-buahan. Ada tendensi menurun penjualannya. Ada imbasnya,” kata Arifin.

Arifin mengatakan, masyarakat diminta tidak khawatir berlebihan untuk mengkonsumbi buah impor asal China selama belum ada pernyataan yang bisa dipertanggungjawabkan soal itu. Buah impor tersebut sebelum diperdagangkan bebas, sudah melalui pemeriksaan ketat. “Hanya himbauannya sebelum ada keterangan resmi barang ini berbahaya, ya lanjutkan saja. Gak ada masalah,” kata dia.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat sempat melansir luas lahan panen tanaman bawang putih di Jawa Barat. Data statistik per Maret 2018 mendapati luas panen bawang putih saat itu menembus 142 hektare yang berasal dari 3 daerah di Jawa Barat. Rincinya Kabupaten Bandung 111 hektare, Garut 8 hektare, serta Majalengka 25 hektare.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus