Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kisah Sepasang Suami Istri Dirikan Kelompok UKM Berdayakan Perempuan

Pasangan suami istri Ahmad Fayumi dan Susi Rahwati mengembangkan kelompok UKM telur bebek. Simak kisahnya di sini.

31 Mei 2023 | 23.04 WIB

UKM Abinisa yang didirikan Ahmad Fayumi. Foto: Istimewa
Perbesar
UKM Abinisa yang didirikan Ahmad Fayumi. Foto: Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Tak pernah terpikir di benak pasangan suami istri Ahmad Fayumi dan Susi Rahwati kalau akhirnya bakal menjalani aktivitas mengembangkan kelompok UKM telur bebek. Pasalnya, psangan ini sebelumnya bergelut mencari nafkah di Jakarta. Fayumi, 45 tahun bekerja sebagai pegawai suku cadang di salah satu anak perusahaan Astra. Sedangkan Susi bekerja di koperasi kampus Universitas Trisakti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Keduanya memutuskan pulang ke kampung halaman Fayumi di Kampung Legon, Desa Sujung, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, pada 2014. Beternak bebek adalah salah satu pekerjaan yang banyak dilakukan warga sekitar kampung Fayumi tinggal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Mulanya, Fayumi tak langsung coba beternak. Ia sempat menjadi Kepala Badan Permusyawaratan Desa. Sedangkan Susi aktif di Badan Usaha Milik Desa. Namun, belum lama menjabat, Fayumi merasa tak cocok berada di pemerintahan. “Saya merasa tidak cocok saja waktu itu,tapi istri lanjut di Bumdes,” ujar Fayumi saat dihubungi pada Rabu, 31 Mei 2023.

Fayumi mulai mencoba beternak bebek pada 2015 namun mulai menseriusinya pada 2018. Dua tahun kemudian ia dan istrinya berinisiatif untuk membentuk kelompok peternak agar ada wadah komunikasi yang bisa menghubungkan para peternak yang bernama UKM Abinisa. Seiring waktu, mereka melibatkan sejumlah perempuan untuk ikut berdaya di dalam kelompok tersebut.

Susi membidani sejumlah pengolahan produk baru agar hasil ternak bebek tak hanya menjual telur bebek mentah saja. “Istri saya mulai coba mengolah telor asin, tepung telur asin,” ujar Fayumi.

Dan rupanya, produk-produk turunan itu turut mendongkrak penghasilan kelompok peternak yang terdiri dari sekitar 18 orang pria dan 12 orang perempuan. Susi dan Fayumi punya alasan tersendiri untuk melibatkan kelompok perempuan dalam mengolah produk telur bebek ini.

“Ada banyak yang tidak bekerja, tidak punya suami, juga putus sekolah, jadi lebih baik dikumpulkan dan melakukan kegiatan bermanfaat,” ujar Fayumi.

Seiring waktu, dengan adanya bantuan modal pinjaman yang diperoleh dari KUR di Bank Rakyat Indonesia (BRI), Fayumi dan istrinya itu perlahan mulai bisa menata bisnis penjualan dan pengolahan telur bebek. Pengajuan pinjaman itu diakui Fayumi jadi salah satu pembuka UKM Abinisa menjalani bisnis lebih baik.

Bukan hanya permodalan yang didapat, klaster usaha telur asin Abinisa ini juga mendapat kesempatan pelatihan dan produknya ikut dipamerkan di sejumlah bazaar. Bantuan dan pelatihan dari sejumlah dinas juga berdatangan.

Aisha Shaidra

Aisha Shaidra

Bergabung di Tempo sejak April 2013. Menulis gaya hidup dan tokoh untuk Koran Tempo dan Tempo.co. Kini, meliput isu ekonomi dan bisnis di majalah Tempo. Bagian dari tim penulis liputan “Jalan Pedang Dai Kampung” yang meraih penghargaan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Lulusan Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus