Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkap kontribusi industri manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) tengah tumbuh positif sebesar 4,43 persen. Ia mengklaim, catatan ini sekaligus mematahkan isu deindustrialisasi yang santer dibicarakan sejumlah kalangan. “Data ini seharusnya mematahkan apa yang menjadi pandangan dari para pengamat itu,” ujar politikus Partai Golkar dalam keterangan resmi yang diterima Tempo, Ahad, 16 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kontribusi industri manufaktur terhadap tumbuh dari kuartal III-2024 sebesar 17,18 persen menjadi 19,13 persen pada kuartal IV-2024. Dengan kata lain, kontribusi industri pengolahan terhadap PDB tumbuh 4,43 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sektor manufaktur, ujar Agus Gumiwang, merupakan sumber pertumbuhan tertinggi terhadap perekonomian nasional, yakni dengan capian rata-rata 0,90. Artinya, sektor ini berkontribusi rata-rata 20 persen dari pertumbuhan ekonomi nasional. Kontribusi industri manufaktur diikuti oleh sektor perdagangan.
Dari tahun ke tahun, Agus Gumiwang mengatakan, kontribusi manufaktur terhadap PDB terus meningkat. Catatan ini merangkak naik dari 18,34 persen pada 2022, 18,67 persen pada 2023, dan 18,98 persen pada 2024. “Artinya kontribusi industri manufaktur terhadap PDB sejak tahun 2022 selalu meningkat,” ujarnya.
Dengan data-data ini, menteri yang menjabat dua periode ini mengatakan, seharusnya mematahkan pandangan dari sejumlah kalangan ihwal Indonesia sedang mengalami deindustriasi dini. Sebelumnya Agus mengaku telah memetakan sektor-sektor yang berpeluang tinggi menyerap tenaga kerja, juga sektor-sektor yang kemungkinan tertekan satu tahun ke depan. “Yang rentan dan memang harus mendapat perhatian itu ada keranjang sendiri,” ujar Agus Gumiwang di kantornya, Jakarta, Senin, 6 Januari 2025 lalu.
Pada triwulan III-2024, pertumbuhan industri pengolahan tercatat sebesar 4,72 persen secara tahunan. Industri pengolahan masih menjadi kontributor terbesar bagi PDB Indonesia periode ini yakni sebesar 19,02 persen. Angka ini naik dari kontribusinya pada 2023 sebesar 18,67 persen. Tapi sektor ini belum mampu menyamai capaian pada 2002, yakni sebesar 32 persen.
Ekonom Bright Institute Awalil Rizky memperkirakan, kontribusi industri pengolahan relatif masih akan bertahan pada tahun ini. “Menegaskan deindustrilisasi masih belum mampu dibalik arahnya menjadi reindustrialisasi,” ujarnya kepada Tempo, Ahad, 19 Januari 2025.