Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kuliah Umum Program Studi Produksi Media Bahas Kemaskulinan dalam Sinema Malaysia

Program Studi Produksi Media menggelar kuliah umum yang dihadiri oleh 3 angkatan, yaitu angkatan 2022, 2023, dan 2024.

11 Oktober 2024 | 17.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Dr. Fikri Hakim Jermadi saat memaparkan materi Dari Preman ke Prajurit: Kemaskulinan dalam Sinema Malaysia Foto: Rachma Tri Widuri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Program Studi Produksi Media menggelar kuliah umum yang dihadiri oleh 3 angkatan, yaitu angkatan 2022, 2023, dan 2024. Kuliah umum ini mengusung tema “Dari Preman ke Prajurit: Kemaskulinan dalam Sinema Malaysia” yang dibawakan oleh dosen tamu, Dr. Fikri Hakim Jermadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fikri adalah seorang filmmaker asal Malaysia sekaligus dosen di Jakarta Internasional Collage. Kuliah umum berlangsung di lantai 7, Ruang Opini, Politeknik Tempo pada Kamis, 10 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Materi yang diawali dengan pertanyaan 'What is Malaysia?' sebagai pengantar pembahasan mengenai perfilman mengundang antusias mahasiswa untuk sedikit mengenal sejarah Malaysia. Fikri mengatakan top of mind  orang-orang terhadap Malaysia bisa dilihat dari objek dan aktivitas wajib seperti makanan, tempat wisata, dan artis.

“Malaysia mengalami perkembangan yang pesat di segala industri pada tahun 90-an hingga dapat menjadi negara yang kaya,” ujar Fikri. Ia juga menambahkan Malaysia merupakan negara yang pertumbuhan ekonominya meningkat signifikan secara konsisten.

Dalam kuliah umum ini, Fikri membagikan kategori karya sinema Malaysia mulai dari tahun 2000 hingga 2010. Dari kategori itu, ada salah satu keunikan film Malaysia ini ternyata harus izin terlebih dahulu untuk mendalami peran karakter sebagai polisi. Dalam setiap film di Malaysia, karakter yang berkaitan dengan pemerintahan, contohnya polisi, harus memerankan yang baik-baik. Karena itu, Etika Hukum Media secara pasti akan digunakan sebagai peraturan dalam pembuatan film. 

Dalam acara sesi tanya jawab, salah satu mahasiswa Politeknik Tempo, Yoga Putra. Ia melontarkan pertanyaan kenapa film-film Malaysia menggunakan vintage effect?

“Sebenarnya tergantung sama filmnya. Kalau filmnya menceritakan zaman dahulu bisa pakai itu, tapi kalau zaman modern ini tidak pakai effect apapun," kata Fikri.

Nurhidayat dosen Produksi Media menutup kuliah umum dengan mengajak Fikri untuk foto bersama.

Grace gandhi

Grace gandhi

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus