Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Lebih mahal dari bensin

Persaingan air minum makin ramai, dan aqua tetap paling depan. pasaran masih luas. tapi mengapa lebih mahal dari bbm?

11 September 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI negeri kaya air ini, orang rela membayar mahal untuk seliter air minum bersih. Di tiap perempatan jalan kota besar, para penumpang bus atau pengemudi mobil yang kehausan menyambut para pedagang asongan yang menyorongkan sebotol air sejuk. Salah satu produsen air minum kemasan yang paling maju adalah PT Aqua Golden Mississippi. Jumat pekan lalu, produsen air minum Aqua ini merayakan ulang tahunnya ke-20 di Hotel Sahid Jaya, dengan mementaskan wayang orang Shinta Ilang. Tirto Utomo, pemilik Oasis dan sejumlah restoran lain, yang jeli melihat peluang bisnis ini. Tujuannya membebaskan mitra kerja asingnya dari diare. Ia memulai dengan pabrik di tanah 2.000 meter persegi di Bekasi, dengan modal cuma Rp 200 ribu. Teman-temannya menertawakan, ''Siapa yang mau beli air minum di sini,'' katanya. Nyatanya, kini mata air Tirto bukan hanya di Bekasi. Pabrik produsen Aqua bertambah terus. Sepuluh tahun kemudian Tirto Utomo mendirikan sebuah pabrik lagi di Jakarta dan delapan pabrik di Pandaan, Bali, Manado, Lampung, Medan, Sukabumi, Kuningan, dan Wonosobo. Untuk pabrik di luar Jakarta, PT Aqua hanya berfungsi sebagai pemilik merek dagang, dan menerima bayaran 2% dari total penjualan. Ini karena saham yang ada bukan atas nama PT Aqua, tapi Tirto pribadi bersama investor lokal. Ekspansi Aqua pun sampai ke Singapura, Vietnam, Malaysia, Australia, dan Filipina. Bulan depan, Aqua pun akan beredar di Eropa. Untuk pasar ekspor ini, Aqua menyisihkan 7% produknya. Dari semua pabriknya itu, omset Aqua setiap bulan Rp 14 miliar, sebelum dipotong pajak. Labanya 7% dari omset total. Tak heran bila sejak 1980, bermunculan puluhan merek air minuman kemasan: ada Ades, Vit, Moya Barid, Oasis, Jaffar, dan Air Sosro. Ada 130 pabrik yang terdaftar meski baru separuhnya yang beroperasi. ''Kreativitas adalah kunci persaingan,'' ujar Iwan Wienardi, GM Pamargha Indojatim, produsen dan pemasar Ades di Indonesia Timur. Ades baru saja berhasil menjadi sponsor resmi PON ke-13. Ades mulai diproduksi 6 tahun lalu dengan investasi Rp 2 miliar. Setiap tahun, 24 juta liter Ades dipasarkan ke Indonesia Timur. ''Kecil memang, jangan bandingkan kami dengan Aqua,'' katanya. Setelah bergabung dengan PT Alfindo di Jakarta, Ades menguasai 20% pasar nasional. Dari 600 juta liter air minum kemasan setiap tahun, 60% merupakan pasar Aqua. Mengapa harga jual Aqua dan produk lainnya lebih mahal dari seliter bensin? ''Kami menjual Aqua dengan kemasannya, sedang bensin tidak,'' kata Tirto. Aqua mahal karena tingginya harga kemasan dan biaya transportasi. Misalnya Aqua kemasan setengah liter, yang dari pabrik berharga Rp 250, dijual Rp 500. Dari harga pabrik itu, 65% adalah harga kemasannya. Sisanya, Rp 87,5, adalah harga jual untuk setengah liter Aqua. Transportasi menyedot 50% lebih dari harga jual Aqua di pasar. Produsen Air Sosro pun membayar mahal untuk kemasan produknya. ''Harga airnya hanya 5% dari biaya produksi, tapi harga kemasannya 70%,'' kata Tonny Sutrisno, manajer PT Union Multi Pak, produsen Air Sosro. Artinya, harga air kemasan jauh lebih murah dalam volume besar. Maka, wajar bila perumahan dan kantor memilih kemasan botol 19 liter untuk kebutuhan sehari- harinya. Harga per liternya 73% lebih murah dari kemasan seukuran gelas. Sebenarnya, pasar air minum kemasan di Indonesia masih sangat luas. Konsumennya baru 30% dari penduduk, yang rata-rata cuma minum 10 liter setahun. Siti Nurbaiti, Sri Wahyuni (Jakarta), dan K. Candra Negara (Surabaya)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus