PROMOSI membutuhkan bi-aya tinggi, apalagi untuk sektor pariwisata. Itu terlihat dari besarnya anggaran yang dicanangkan Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI). Selama 20 bulan (Agustus 1993 s/d Maret 1995), BPPI memasang anggaran US$ 29,3 juta. Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Joop Ave yakin bahwa dana sebesar itu akan terpenuhi. September ini, misalnya, ada komitmen dari TV swasta Jerman sebesar 16 juta DM. Bentuknya berupa pembuatan 13 film serial pariwisata di Indonesia berbahasa Jerman. Belum lagi sumbangan Amex sebesar US$ 5 juta, dan US$ 1 juta dari Restoran Ponderosa. Cara pengumpulan lainnya ditempuh melalui ''iuran'' dana dari para anggota BPPI, yang terdiri dari berbagai asosiasi hotel dan biro perjalanan. Untuk itu telah disepakati, para anggota akan membebani para tamu hotel maupun restoran kelas menengah dan atas, berupa tarif tambahan untuk promosi turis sebesar 2% selain PPN 10% yang sudah dikenakan selama ini. Melalui pungutan ekstra inilah, untuk tahun fiskal 1993/94 ini BPPI menargetkan bisa meraup dana US$ 10 juta (sekitar Rp 21 miliar). Sedangkan tahun berikutnya diharapkan terkumpul US$ 19,3 juta. Bandingkan dengan Singapura yang mencanangkan US$ 35 juta dan Australia US$ 72 juta untuk tahun fiskal ini. Dana sebesar itu akan dipergunakan untuk pengembangan industri pariwisata. ''Juga untuk memasang iklan pada sejumlah media terkemuka Jepang, Taiwan, Jerman, dan Singapura, yang merupakan potensi negara asal turis kita,'' kata Direktur Keuangan BPPI, Endang Irzal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini