KAWASAN tandus di Madura telah menarik perhatian investor Taiwan. Dalam waktu dekat, sejumlah pengusaha dari Taiwan hendak mengubah daerah kering di Desa Tanjung (22 km selatan Kota Sumenep) menjadi pusat logistik perminyakan. Kamis lalu, sejumlah pengusaha Taiwan telah resmi mendirikan Konsorsium Petroleum Madura Base Camp, dengan mengajak PD (perusahaan daerah) Aneka Jasa dan Permesinan (PD AJP), PT Barata Nusa Prima (Jakarta), dan PT Inti Bakti Rahayu Abadi (Jakarta). Pihak Taiwan menyediakan modal US$ 15 juta, sedangkan mitra Indonesia akan menyetor modal Rp 1,3 milyar. Menurut Dirut PD AJP Ir. Sumartono, konsorsium ini akan membangun fasilitas-fasilitas perminyakan berupa gudang, tanki besar, perbengkelan, jasa boga, dermaga, dan berbagai fasilitas kebutuhan perusahaan minyak dan gas. Dewasa ini tak kurang dari sembilan kontraktor Pertamina beroperasi di sekitar Pulau Madura. Konsorsium tersebut diberi hak mengelola segala fasilitas ini selama 15 tahun, sesudahnya akan diserahkan kepada PD AJP. Sumartono mengharapkan, proyek ini akan segera mengubah citra Madura sebagai daerah minus. "Selama ini orang Madura mengalir keluar, tapi kelak justru orang Jawa akan mengalir ke Madura. Madura akan maju," ujar Sumartono. Dia yakin, Madura yang sekarang penuh gamping itu cukup berpotensi untuk menjadi Kuwait nomor dua, yang gersang tapi kaya raya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini