Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

LPDP Dibuka, Hindari 4 Hal Ini Saat Bikin Esai Beasiswa

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) kembali membuka beasiswa untuk tahun ini. Hindari 4 hal ini saat menyiapkan esai untuk beasiswa.

6 Oktober 2020 | 15.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi anak muda dan gadget. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -  Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) kembali membuka beasiswa untuk tahun ini. Berdasarkan situs resmi, pendaftaran mulai bisa dilakukan pada hari ini, 6 Oktober 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagai salah satu rangkaian perencanaan, setiap pendaftar beasiswa perlu mempersiapkan susunan esai yang baik dan menarik perhatian. Pasalnya, ini merupakan tahap awal sekaligus kunci seleksi untuk nantinya bisa mengikuti wawancara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagai bentuk edukasi, penerima beasiswa S2 LPDP tahun 2018, Restuan Lubis pun membagikan teknik dan strategi menulis study plan. Setidaknya, ada empat hal yang penting perlu diperhatikan dan harus dihindari agar esai tembus beasiswa.

Pertama, ia mengatakan bahwa banyak orang sering menulis study plan tanpa dasar alias hanya beralaskan pemikiran pribadi saja. Menurutnya, hal tersebut kurang benar lantaran setiap pernyataan tidak boleh sekedar asumsi, namun tetap diperkuat oleh bukti.

“Misalnya kita bilang keadaan dunia itu begini, tulisannya tidak boleh asumsi tapi harus didukung dengan pernyataan studi atau data dari media,” katanya dalam akun Youtube Motivator Beasiswa pada 5 Oktober 2020.

Hindari pula memuji universitas yang dituju dengan alasan umum. Pasalnya, Restuan mengatakan bahwa pemberi beasiswa pasti bosan dengan pernyataan yang standar. Sebaliknya, mereka ingin mencari keunikan tersendiri dari sang pengaju beasiswa terkait jurusan dan kampus yang diinginkan.

“Banyak orang pasti bilang, saya mau masuk universitas ini karena dia nomor satu di dunia. Sebenarnya ini tidak salah, tapi terlalu biasa karena semua orang pasti berbicara demikian. Tapi cobalah tampilkan hal yang menarik. Misalnya, saya waktu dulu menulis tentang bagaimana fasilitas kampus yang mendukung perkuliahan saya,” katanya.

Selanjutnya, saat menulis study plan pula, kita pasti diminta untuk mempersiapkan topik disertasi. Sayangnya banyak orang menulis dengan asal-asalan. Padahal ini juga mempengaruhi penilaian dari segi kesiapan si pendaftar beasiswa.

“Pokoknya jangan mengambang tapi kalian harus tulis yang spesifik dan sudah riset terlebih dahulu supaya ini menjadi poin plus yang menandakan kalau kita benar-benar siap. Jadi tentukan sampelnya, metodenya, kapan selesainya, output-nya apa, semua jelas,” katanya.

Terakhir dan tak kalah penting, hindari membuat post study plan yang berlebihan dan jauh dari akal. Sebaliknya, Restuan mengimbau agar ini terarah dan benar-benar rasional. “Saya sering liat applicant bilang mau mengubah Indonesia begini begitu. Tidak usah berlebihan seperti itu. Yang dicari justru agen perubahan yang nyata dan mulai dari yang kecil dahulu,” katanya.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | YOUTUBE

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus