Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ma'ruf Amin Sayangkan Bibit Aglaonema Masih Impor, Jumlahnya 600 Ribu per Bulan

Ma'ruf Amin mencermati, jumlah impor aglaonema yang mencapai 600 ribu per bulan itu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

29 Mei 2022 | 18.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) didampingi Ibu Wury Ma'ruf Amin (kiri) menyapa tamu undangan saat penutupan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34 di UIN Raden Intan, Lampung, Jumat 24 Desember 2021. Pada Muktamar NU ke-34 itu terpilih Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU dan Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam PBNU. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden atau Wapres Ma'ruf Amin menyayangkan Indonesia masih mengimpor bibit pohon aglaonema. Ma'ruf Amin menyebut impor itu mencapai 600 ribu per bulan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sampai saat ini bibit aglaonema yang jumlahnya ratusan ribu pohon masih diimpor dari luar negeri," ucap Ma’ruf saat memberikan sambutan dalam acara Pembukaan Kontes Nasional Aglaonema Nusantara melalui konferensi video, Ahad, 29 Mei 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Padahal, Ma’ruf menilai bibit agloaonema punya potensi untuk dikembangkan di dalam negeri. Apalagi, Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki spesies aglaonema yang bervariasi. Indonesia juga penghasil aglaonema hybrid yang berkualitas.

 “Aglaonema sangat potensial untuk dikembangkan di dalam negeri, terlebih dengan dukungan iklim tropis di Indonesia,” katanya.

Varietas tanaman hias aglaonema berasal dari keluarga Aroid atau di Indonesia dikenal dengan nama sri rejeki. Tanaman ini tumbuh liar di hutan hujan subtropis di Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Tanaman itu memiliki ciri khas daun berwarna cerah dan berpola mencolok.

Karakteristik dan ciri khas Aglaonema ini, kata Ma’ruf, menjadi daya tarik bagi para pencinta tanaman hias. Karena itu, belakangan pamor tanaman tersebut semakin tinggi.

“Permintaan akan tanaman aglaonema di Tanah Air terus meningkat. Di tempat tinggal saya juga ditanami tanaman aglaonema. Salah satunya jenis Donakarmen,” kata Ma’ruf.

Ma’ruf melanjutkan, seiring dengan tren minat tanaman hias yang semakin tinggi, perlu ada dorongan untuk terus mengembangkan usaha di sektor ini. Pengembangan itu baik untuk memenuhi pasar di dalam negeri maupun mancanegara. 

“Mari kita majukan tanaman hias kita dengan memenuhi kebutuhan tanaman hias dari dalam negeri sendiri, bahkan justru kita harus mengekspor tanaman ini ke mancanegara,” ucap Ma'ruf Amin.

Ia berujar, selain memiliki potensi ekonomi yang besar, pembudidayaan aglaonema bertujuan untuk menjaga kelestariannya. Seiring dengan pengembangan budi daya tanaman hias, Ma’ruf Amin menyebut pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk mendukung kemajuan inovasinya.

Sebelumnya, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menyebutkan ekspor tanaman hias pada 2021 mengalami pertumbuhan pada masa pandemi Covid-19. Pada 2021, ekspor tanaman hias meningkat 98 persen atau mencapai lebih dari US$ 17 juta dolar nilainya. 

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Aglaonema Nusantara Agus Cholik mengajak seluruh penggiat aglaonema untuk berkolaborasi memajukan tanaman tersebut. “Kami berharap pemerintah, stakeholder di Asosiasi Aglaonema Nusantara, dan seluruh penggiat dapat bersama-sama menciptakan swasembada Aglaonema di Indonesia,” ujar Agus.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Riani Sanusi Putri

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus