Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Mainan Ekspor Dari Cikupa

Kepala SD Rawa Barat Pagi (kebayoran baru). Ny. Eha Saleha, terjun di dunia bisnis mainan anak-anak (dirut PT. Tomi Utama Toy), produksi telah memasuki pasaran AS, Australia, Timur Tengah dan Singapura.(eb)

26 Maret 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENGAJAR anak-anak selama 25 tahun, Ny. Eha Saleha, 49 tahun, masih sempat memimpin 200 buruh pabrik mainan anak-anak: pagi ia aktif sebagai kepala SD Rawa Barat Pagi, Kebayoran Baru, dan siang hari menjabat Dirut PT Tomi Utama Toy, Jakarta. Ny. Eha, yang memimpin 10 guru, dan 350 murid, memberikan waktunya 5 jam untuk kepentingan sekolah. Lepas lohor, wanita berkulit sawo matang dengan tata rias sederhana itu, mengendarai Honda Accord krem menuju kantor pusat PT Tomi Utama di kawasan Kota. Sesekali Ny. Eha, yang terjun di bisnis itu sejak lima tahun lalu, datang mengontrol kegiatan produksi Desa Cikupa, Tangerang, Jawa Barat. Di sana puluhan mesin yang menderu-deru mengubah ratusan ton biji plastik menjadi puluhan jenis mainan anak-anak, dari tank yang melata sampai pesawat terbang di udara. Produksinya setiap hari kini mencapai 1.000 lusin mainan berbagai jenis dan model. "Bentuk dan model mainan itu harus sering diubah agar tak membosankan anak-anak," ujarnya. Sudah dua tahun terakhir ini, produk Tomi Utama memasuki pasar Australia, AS, Timur Tengah, dan Singapura. Kini perusahaan itu sedang merintis tambahanekspor ke Eropa. Dan ketika Juni tahun lalu sebuah bank pemerintah memberikan kredit ekspor sekitar Rp 1 milyar, semangat Ny. Eha memperluas pasar di luar negeri semakin menyala. Tahun lalu Tomi Utama mengekspor mainan dari plastik itu 5 kali. "Minimal sekali kirim 3 peti kemas, agar tidak terlalu besar menanggurg biaya pengapalan," kata Ny. Eha. Ia dibantu Santoso TJoa, rekannya yang mengurusi pemasaran. Harga mainan yang diekspor itu sekali kirim minimal Rp 500 juta. Untuk mencapai jumlah, dan nilai pengiriman minimal itu Tomi Utama sebelumnya mengumpulkan pesanan dari relasi, ke anyakan memang teman baik Santoso. Jika semuanya lancar, suatu saat perusahaan itu merencanakan mendirikan perwakilan di luar negeri. "Resesi tak mempengaruhi volume ekspor produk kami. Dalam bersaing dengan produk negara lain, kami masih menang harga, lebih murah," ujar Ny. Eha. Ia mengakui produknya agak terdesak di Jakarta menghadapi mainan anak-anak Jepang, Hongkong, Taiwan, dan Korea Selatan. Sedang di daerah, mainan anak-anak eks Tangerang itu masih punya pasar cukup kuat. Permintaan dari luar negeri meningkat tajam, biasanya terjadi menjelang Natal. Karena itulah, 200 pekerja (sekitar 80% wanita) saat ini diminta pula untuk lembur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus