Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Menukarkan Berita Kuda Nil

Tukar menukar berita antar stasiun televisi negara Asean telah dicoba, biaya sebulan sekitar 42 juta, pelaksanaannya direncanakan tahun depan. merupakan kesepakatan anggota abu zone Asean. (md)

26 Maret 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DARI sebelah ruang kontrol utama TVRI, tepat pukul 10 pagi, Edwin Saleh Indrapradja menjawab sebuah panggilan: "Ya, saya sudah siap di sini." Lalu, sambil tetap menarahkan suaranya ke mikrofon, Edwin meranjutkan: "Untuk hari ini kami memiliki dua item: pelantikan Presiden Soeharto dan kelahiran kuda Nil di Kebun Binatang Ragunan ...." Berikutnya Edwin, yang ditemani seorang kerabat kerja, mendengar dan mencatat tanya-jawab orang lain. Pagi itu, 17 Maret, Edwin memang melayani kontak pertama editorial morning conference dalam acara tukar-menukar berita dengan stasiun televisi negara-negara ASEAN. Konperensi melalui satelit, yang diatur oleh stasiun televisi di Kualalumpur sebagai koordinator, berlangsung kurang lebih 30 menit. Percakapan tentu saJa mempergunakan bahasa Inggris. Gagasan tukar-menukar berita, menurut Kepala Pelaksana Harian Subdit Pemberitaan TVRI Willy A. Karamoy, kurang lebih adalah: "Sesama negara Asia perlu mengetahui keadaan negara-negara Asia sendiri." Di sampmg itu, masih menurut Karamoy, arus berita dari Barat perlu diimbangi dengan berita-berita Asia. Untuk maksud itulah sepanjang bulan ini dilakukan percobaan. Ini adalah kesepakatan anggota ABU (Asian Pacific Broadcasting Union) Zone ASEAN dalam pertemuan terakhirnya, Januari lalu, di Kualalumpur. Melalui Intelsat setiap pagi para anggota mengadakan konperensi dengan tukar menukar berita sebagai acara tunggal. Aturan mainnya secara sederhana begini. Mula-mula Kualalumpur menanyakan berita apa saja yang dimiliki para anggota. Berikutnya setiap angota boleh memesan berita yang sudah dikumpulkan koordinator. Sclesai konperensi, masing-masing anggota mengirimkan beritanya ke Kualalumpur melalui teleks, yang segera akan dikirimkan kepada pemesannya oleh koordinator melalui cara yang sama. Pengiriman gambar atau foto melalui satelit, sekitar vukul 14.00, juga diatur oleh koordinator. "Dengan cara begitu kami tidak mendapat berita yang sia-sia," kata Willy Karamoy, "karena selalu sesuai dengan yang sudah kami pesan." Sampai kini, katanya pula, berita yang disodorkan TVRI tidak ada yang ditolak. Mulai dari berita mengenai SU-MPR, kelahiran kuda Nil, sampai menetasnya telur Komodo. Menurut Willy Karamoy, tidak ada syarat khusus bagi berita yang ditukarkan, kecuali harus untuk dan dari anggota ABU. Juga tak dipungut bayaran. Para anggota hanya diharuskan membayar iuran pemakaian satelit Intelsat sekitar Rp 600 ribu per 10 menit dan biaya tambahan setiap 1 menit dikenakan Rp 21 ribu. Dalam masa percobaan ini selama sebulan - TVRI akan mengeluarkan biaya sekitar Rp 42 juta. Pola pertukaran berita yang ditiru ABU ialah EBU (European Broadcasting Union) dan ASBU (Arab State Broadcasting Union). Tapi pelaksanaan pertukaran berita antar-anggota ABU memang agak tersendat-sendat. "Kami sebenarnya sudah memikirkannya sejak sepuluh tahun lalu," tutur Willy Karamoy, yang juga penanggung jawab siaran Programa 2 (bahasa Inggris) yang mengudara sejak awal tahun ini. Yaitu ketika negara-negara yang tergabung dalam ABU mengadakan lokakarya tentang caracara pertukaran berita sesama negara Asia di Tokyo. Pelaksanaan pertukaran berita baru dimulai 1978 - itu pun pengirimannya dilakukan dengan menitipkan berita melalui pesawat terbang. "Belum terpikirkan lewat satelit," kata Willy. Berita yang diprtulidrkan umumnya bersifat awet. Sedang berita yang bersifat hot news tak mungkin karena selalu terlambat. Barulah pada 979 pemakaian satelit mulai dipikirkan. Tapi Palapa tak bisa digunakan kalangan internasional akan berkeberatan sebab Palapa adalah satelit domestik. Akhirnya dipakailah Intelsat. Percobaan pertukaran berita masih harus dievaluasi. Bagaimana hasilnya, itulah yang menentukan akan dilaksanakan seterusnya atau tidak mulai 1 Januari tahun depan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus