Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Melaju Lantaran Cuaca

HARGA komoditas pertanian bergerak naik sejak triwulan ketiga tahun ini. Tren ini diperkirakan terus berlanjut hingga tahun depan, terutama karena dipengaruhi ketidakpastian cuaca. Berikut ini perkiraan harga komoditas pertanian tahun depan.

6 Desember 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kedelai
Rabobank memperkirakan harga kedelai seperti juga komoditas biji bijian lain-menguat. Meskipun rekor panen kedelai sedang terjadi di Amerika Serikat, potensi badai La Nina kemungkinan menekan pasar dan bisa membalik harga kedelai.

Risiko yang paling buruk, produksi kedelai Brasil jeblok karena serangan cuaca kering. Hal ini memicu negara negara produsen lain mempertahankan harga.

Di bursa berjangka Chicago harga kedelai basis kontrak November naik. Dalam perdagangan pada Senin pekan lalu, kedelai untuk pengiriman Januari 2011 ditutup US$ 1.235 per gantang (bushel). Harga kontrak untuk pengiriman Maret tahun depan naik menjadi US$ 1.243 tiap gantang.

Jagung
Harga jagung melaju ke tingkat tertinggi sejak semester kedua 2008. Tren ini dipengaruhi kekhawatiran turunnya produksi Amerika. Departemen Pertanian Amerika Serikat menurunkan proyeksi hasil jagung 2010 2011, yakni dari 113,75 metrik ton per hektare menjadi 115,5 metrik ton per hektare pada Agustus tahun depan.

Rabobank memperkirakan, situasi fundamental tetap kukuh untuk menopang tren kenaikan harga jagung.

Gandum
Harga gandum dipengaruhi pasar jagung yang kini mendominasi pasar utama. Gandum global diperdagangkan di kisaran harga yang sempit sepanjang September, mengkonsolidasi keuntungan selama Juli Agustus. Tapi kekeringan di Rusia mengancam musim tanam. Apalagi pasokan dari wilayah Laut Hitam juga berkurang pada 2010 2011. Kondisi ini akan memicu kenaikan permintaan jagung Amerika untuk mengisi kekosongan pasokan sampai panen berikutnya.

Karet
Harga karet meningkat dalam lima bulan terakhir, seiring dengan penguatan yen Jepang dan terbatasnya pasokan dari eksportir terbesar, Thailand. Di bursa berjangka Tokyo, seperti dikutip kantor berita Bloomberg, karet untuk pengiriman Mei naik 2,6 persen menjadi 366,4 yen per kilogram, atau US$ 4.353 per metrik ton (sekitar Rp 39.467 per kilogram).

Curah hujan yang tinggi di Thailand, Indonesia, dan Malaysia-tiga negara penghasil karet terbesar dunia-mengganggu proses penyadapan getah.

Kopi
Vietnam, salah satu produsen kopi terbesar dunia, sedang panen raya kopi. Dalam penutupan perdagangan di bursa ICE Futures, harga kopi arabika untuk pengiriman Maret 2011 terkoreksi 4,75 persen ke level US$ 2.027 per ton (Rp 18,29 juta). Sebaliknya, di dalam negeri, hujan menyebabkan pasokan kopi dari Sumatera Selatan, Jawa, dan Bali turun.

Pada 2010 2011, ekspor kopi nasional diperkirakan merosot 17 persen menjadi 373.200 ton, turun dibanding ekspor 2009 2010 yang 451.200 ton.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus