Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Memasuki Kuartal IV, GAPMMI Minta BI Pertahankan Suku Bunga 6,25 Persen

GAPMMI meminta BI tetap mempertahankan suku bunga di angka 6,25 persen

23 Juli 2024 | 12.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman, saat ditemui di Artotel Senayan, Jakarta, Senin, 22 Juli 2024. TEMPO/Nandito Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) mengapresiasi langkah Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga di angka 6,25 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Ketua GAPMMI Adhi S. Lukman, kenaikan suku bunga akan berdampak besar terhadap industri makanan dan minuman. Sebab, ujar Adhi, 70 persen produsen menggunakan modal dari pinjaman bank.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami mengapresiasi dan berharap agar suku bunga tidak naik dan tetap di 6,25 persen pada kuartal IV," kata Adhi saat ditemui di Artotel Senayan, Jakarta, Senin, 24 Juli 2024.

Adhi mengatakan kenaikan suku bunga akan berdampak terhadap peningkatan biaya operasional industri makanan. Belum lagi, kata dia, beban biaya logistik industri makanan dan minuman saat ini naik tiga kali lipat karena pelemahan nilai tukar rupiah.

"Saat ini biaya logistik naik tiga kali lipat dan kita tahu bahwa hampir sebagian besar bahan baku dan ingredient makanan masih impor. Otomatis industri harus menambah inventorinya. Kalau dulu cukup stok dua minggu, sekarang harus satu bulan, bahkan ada yang ingredients tertentu yang harus dua bulan stok," kata Adhi.

Adhi berharap pada kuartal IV, BI tetap mempertahankan suku bunga di angka 6,25 persen. "Harapannya tetap, jangan dinaikan lagi. Minimal tetap," katanya.

Lebih lanjut, Adhi mengatakan 70 persen produsen industri makanan dan minuman dalam negeri masihmengimpor. Bahan pangan seperti tepung gandum, gula, dan berbagai jenis ingredient adalah sebagian komoditas yang diimpor.

"Secara industri, kita belum bisa memproduksi di dalam negeri sehingga mau tidak mau harus impor," katanya.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus