Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tangerang - Semenjak Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan dua warga terjangkit virus corona (Covid-19) pada 2 Maret 2020, masker langsung menjadi barang langka di pasaran dan diburu banyak orang. Harga masker pun sontak meroket hingga sepuluh kali lipat lebih.
Hal itu diungkapkan oleh Dewi yang merupakan salah satu penjaga Apotek Kimia Farma Situ Gintung di bilangan Ciputat, Tangerang Selatan. "Kosong banget (masker) ini, sejak Jokowi yang umumin, itu sebenarnya sudah kosong," kata dia kepada Tempo, Sabtu 7 Maret 2020.
Di depan Apotek yang menjadi tanggung jawabnya pun sudah terpampang kertas putih bertuliskan "Mohon Maaf Masker Kosong." Menurut Dewi, sebenarnya sebelum ramai adanya virus corona yang masuk ke Indonesia, apoteknya sempat menerima kiriman masker dari distributor, tetapi hanya beberapa lembar saja, dan itu langsung ludes.
Selain masker, Dewi menuturkan, apoteknya pun juga kehabisan cairan pembersih tangan atau hand sanitizer. Dia pun tidak bisa memastikan kapan barang-barang tersebut tersedia di tokonya lagi. "Yang pasti barang udah enggak pernah datang sampai sekaarang, dan kalau kita telah diberitahukan oleh pusat bahwa masker sudah kosong dari distributor," ujarnya.
Tempo pun bergeser ke Apotek Kimia Farma lain guna memastikan apakah masih ada stok masker di gerai toko obat pelat merah tersebut. Namun, setali tiga uangdi depan apotek pun sudah terpampang tulisan "Mohon Maaf Masker dan Hand Sanitizer Kosong!!!."
Asisten Apoteker Kimia Farma Situ Gintung, Nabila Cahya mengatakan, kekosongan masker sudah terjadi sejak akhir tahun 2019, atau semenjak virus corona masih berkutat di Wuhan, Cina sana. "Awal Januari (2020) itu sisa beberapa pcs doang, setelah itu langsung habis," ucapnya kepada Tempo.
Dia menjelaskan, kekosongan masker di outletnya akibat tidak ada stok yang cukup pada waktu itu. Sehingga, ketika terjadi kepanikan publik akibat virus corona mulai masuk ke Indonesia, pihaknya tak memiliki stok lagi. "Karena kita enggak tau karena corona saat ini ngebooming. Stok kita kan engga banyak karena memang sisa awal tahun," ungkap Nabila.
Dia menuturkan, jika masih memiliki stok masker biasanya ia menjualnya dengan harga Rp 65 ribu setiap boksnya, dan cairan pembersih tangan seharga Rp 50 ribu setiap botolnya.
Kekosongan stok masker dan hand sanitizer juga dialami Apotek Kimia Farma Bintaro, Jalan Raya Bintaro Sektor V, Tangerang Selatan. Kata karyawan Apotek Kimia Farma yang tidak ingin disebutkan namanya, outletnya sempat mendapat stok masker sebanyak 13 kotak, dan 5 botol hand sanitizer kiriman dari gudang pemasok kebutuhan Apotek di bilangan Blok M, Jakarta Selatan. "Jadi sekarang lagi nunggu (kiriman) lagi dari gudang," tuturnya kepada Tempo.
Ketika stok langka, ia membatasi pembelian sementara agar setiap konsumen bisa mendapatkan masker walaupun hanya sedikit. Jadi, ketika ada yang ingin membeli dalam jumlah satu kotak, pihaknya tidak memperkenankan. "Normalnya dijual per pcs, jadi setiap orang hanya membeli 2 pcs perhari," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir pun menyatakan bahwa stok masker dan perlengkapan kesehatan lainnya aman dan tersedia di seluruh apotek Kimia Farma. Adapun outlet toko obat pelat merah tersebut berjumlah 1.300 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Barusan saya sudah cek stok masker, cairan antiseptik, dan semua peralatan kesehatan lainnya ada tersedia," ujar Erick Thohir di Jakarta, Rabu, 4 Maret 2020.
Saat ini Kimia Farma sudah membatasi tidak boleh membeli lebih dari dua masker. "Harga juga kita pastikan tidak ada harga-harga yang, mohon maaf, ketika masyarakat susah Kimia Farma malah menaikkan harganya. Itulah fungsinya, kita BUMN hadir untuk rakyat sesuai dengan visi Presiden," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Eko Taufik Wibowo mengungkapkan bahwa perseroan masih memiliki stok masker 100 ribu lembar. Namun stok masker tersebut baru bisa dirilis ke pasar jika ada perintah langsung dari pemerintah.
"Sisa stok hanya untuk kebutuhan darurat saja. Mungkin yang bisa memerintahkan masker ini dikeluarkan hanya Pak Menteri BUMN dan Presiden," seloroh Eko di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat 6 Maret 2020.
RNI memastikan tidak akan mengekspor sisa masker tersebut keluar negeri, tetapi akan dimanfaatkan untuk kebutuhan di Indonesia karena saat ini sedang darurat virus corona. "RNI dari sisi persediaan untuk keadaan darurat, masker siap untuk membantu Kimia Farma, hand sanitizer siap, tapi semuanya dalam keadaan darurat," ujar Eko.
EKO WAHYUDI l ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini