Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Mengenal HMPV: Gejala seperti Flu Biasa, Tidak Menyebabkan Kematian

HMPV tidak seganas Covid-19, namun masyarakat diminta waspada terutama anak-anak di bawah 14 tahun dan individu dengan sistem imun lemah.

9 Januari 2025 | 12.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi HMPV. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit Human metapneumovirus, yang disebut-sebut sedang merebak di Cina, bukan jenis virus baru dan tidak seganas Covid-19, namun masyarakat tetap diminta waspada terutama anak-anak di bawah 14 tahun dan individu yang memiliki sistem imun lemah karena masuk ke dalam kelompok rentan terkena penyakit HMPV ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Cina, beberapa kelompok memiliki risiko yang lebih rentan untuk terinfeksi dan mengalami kondisi berat pada infeksi HMPV,” kata Anggota Bidang Penanggulangan Penyakit Menular PB-IDI Profesor Erlina Burhan dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu, 8 Januari 2025, seperti dikutip Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Erlina menyebut kelompok lain yang rentan terkena HMPV adalah lansia yang berusia di atas 65 tahun dan individu yang memiliki penyakit kronis seperti asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan diabetes.

Terkait dengan sistem imun yang lemah, HMPV dapat menular pada penderita HIV/AIDS atau penerima kemoterapi.

Gejala umum yang dapat dirasakan semua pihak biasanya berupa demam, pilek, batuk yang cenderung kering dibanding berdahak, nyeri otot, nyeri kepala, kehilangan nafsu makan dan kelelahan hingga mengi.

Apabila kelompok-kelompok itu terinfeksi HMPV, maka rentan mengalami komplikasi. Misalnya bronkiolitis pada bayi atau risiko penyakit dengan perburukan.

Meski HMPV merupakan penyakit yang telah lama ditemukan sejak 2001, Erlina yang juga merupakan Ketua Satgas COVID-19 PB-IDI itu mengatakan masyarakat tidak perlu panik tetapi harus waspada terhadap penularannya.

“HMPV merupakan virus yang sudah lama ditemukan sehingga mungkin sebagian masyarakat sudah memiliki imunitas terhadap infeksi HMPV,” ujar dia.

Erlina menyarankan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit HMPV, masyarakat dapat menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti cuci tangan memakai sabun atau menggunakan cairan pembersih, tutup mulut dan hidung menggunakan masker, hindari menyentuh wajah karena mulut, hidung dan mata dapat jadi pintu masuk bagi virus.

Masyarakat juga diminta membersihkan benda, permukaan dan alat-alat yang sering digunakan. Khususnya yang berada atau digunakan secara umum.

Menurut Erlina, hal paling penting adalah menghindari kontak erat dengan penderita. Pastikan jarak di antara kedua belah pihak tidak terlalu dekat sehingga virus sulit untuk masuk ke dalam tubuh.

“Kita tidak bisa melihat virus dan itu beredar di sekitar kita, yang bisa kita lakukan adalah memperkuat diri kita dan memodifikasi lingkungan kita dengan makan teratur dan cukup istirahat dan PHBS adalah salah satu cara memperkuat kita,” katanya.

Tidak Sebabkan Kematian

Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengatakan virus Human Metapneumovirus (HMPV) tidak menyebabkan kematian, karena itu masyarakat agar tidak khawatir sebab virus tersebut bukan jenis baru seperti COVID-19.

Ia menjelaskan virus HMPV baru dapat dikategorikan berbahaya bagi tubuh manusia yang tidak memiliki imunitas sehingga tak mampu melawan dan dapat menyebabkan kematian.

Pihaknya juga telah memeriksa data riwayat terkait kasus HMPV. Berdasarkan beberapa sumber yang diperolehnya, tidak ditemukan adanya kasus kematian.

“HMPV hampir tidak menyebabkan kematian. Saya telah memeriksa data terbaru, dan semuanya menunjukkan bahwa pasien 100 persen pulang dengan selamat,” katanya.

Budi mengatakan kenaikan kasus di China memang umum terjadi pada Desember hingga Januari. Hal serupa terlihat di negara-negara dengan empat musim.

Namun, penyebab utama kenaikan kasus di China bukanlah virus HMPV, melainkan Influenza H1N1.

“Kenaikan kasus bukan disebabkan oleh HMPV. Jadi, informasi tersebut salah,” kata dia.

Gejala seperti Flu Biasa

Profesor Erlina Burhan mengatakan gejala penyakit akibat Human Metapneumovirus (HMPV) mirip dengan flu biasa dan ringan-ringan saja sehingga publik tidak usah panik, namun tetap waspada.

HMPV, yang marak dikabarkan akhir-akhir ini, adalah virus penyebab penyakit saluran pernapasan yang sifatnya akut, yakni penyakit yang bisa muncul tiba-tiba.

Virus tersebut, katanya, bukan hal baru, dan pertama kali dilaporkan di Belanda pada 2001.

"Masalahnya kenapa tidak pernah ada laporannya? Ya sederhana saja, nggak diperiksa. Kenapa nggak diperiksa? Karena memang penyakit pernapasan akut yang disebabkan oleh virus Human Metapneumovirus ini gejalanya mirip dengan flu dan ringan-ringan saja. Jadi, bukan sesuatu yang berbeda dan khas, akhirnya tidak ada surveilans dan untuk memeriksa jenis virus ini," katanya.

Dia menjelaskan masa inkubasi virus ini rata-rata 3-6 hari, sebelum akhirnya menimbulkan gejalanya.

Biasanya, kata dia, gejalanya muncul selama sekitar lima hari. Jika lebih lama, tergantung masing-masing individu karena tidak semua orang penyakitnya menjadi parah.

Ia menjelaskan virus tersebut menular melalui droplet orang yang terinfeksi. Jika orang yang menghirup droplet itu mempunyai sistem imun yang baik maka virus dapat dimusnahkan.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan, di Indonesia HMPV banyak menyerang anak-anak, tetapi hal tersebut bukan menjadi sesuatu yang dibesar-besarkan, karena memang gejalanya ringan, seperti batuk pilek.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus