Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur tidak akan berpengaruh secara substansial dan fundamental dalam jangka panjang terhadap situasi (bisnis) hotel-hotel di DKI Jakarta.
"Di Amerika Serikat misalnya, okupansi hotel di New York tetap tinggi meski ibu kotanya di Washington DC. Begitu juga Sydney atau Melbourne yang ibu kotanya di Canberra tapi tetap okupansi hotel tinggi dan aktivitas ekonomi tetap meningkat," ujar Sandiaga dalam Indonesia Tourism Outlook 2023 yang digelar di Jakarta, Rabu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca: Erick Thohir Cerita Komitmen Investasi Rp 1,2 Triliun dari Qatar untuk Bangun Hotel di Labuan Bajo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal-hal tersebut, lanjut Sandiaga Uno, menjadi pertimbangan yang membuatnya optimistis bahwa investasi di hotel dan hospitallity di DKI Jakarta akan semakin baik.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) DKI Jakarta Sutrisno Iwantono sebelumnya meminta pemerintah pusat maupun Pemerintah DKI Jakarta untuk segera memutuskan rencana konkret tentang bagaimana masa depan kota Jakarta, terkait kepindahan ibu kota negara ke Kalimantan.
Sutrisno Iwantono mengatakan ibu kota negara pindah ke Kalimantan Timur akan memiliki dampak yang sangat serius bagi perhotelan dan restoran di Jakarta. "Nasib hotel dan restoran tentu sangat tergantung pada nasib Jakarta," katanya.
Saat ini, kata dia, belum diketahui dengan pasti apakah Jakarta akan menjadi kota keuangan, perdagangan, industri, atau pariwisata. "Masih kabur, Jakarta ingin menjadi apa," kata Sutrisno.
Menurut dia, jika peruntukkan kota Jakarta diketahui, tentu pelaku usaha perhotelan dan restoran akan dapat segera pula menyesuaikan usahanya.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini