Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan panen 1.000 pedet atau anak sapi hasil inseminasi buatan di Desa Barabali, Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Panen pedet ini merupakan salah satu upaya pemerintah mengejar swasembada daging.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Syahrul menyebutkan Indonesia hingga kini masih harus impor sapi 280 ribu ton atau 1,2 juta ekor sapi per tahun. "Masa harus beli dari luar, kenapa kita tidak produksi sendiri?" kata Syahrul dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu, 22 Agustus 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia juga mengatakan NTB merupakan salah satu lokomotif budidaya sapi Indonesia. Sehingga, kata dia, peternakan di NTB harus bergerak lebih kuat guna menopang menyediakan daging nasional secara mandiri.
Maka, pemerintah pun meluncurkan program 1.000 desa sapi, dengan 1 desanya 200 ekor sapi. "Kami kembangkan sapi limosin dan brahman, tak terkecuali sapi lokal juga," kata Syahrul.
Adapun panen pedet kali ini merupakan hasil inseminasi buatan program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan) untuk percepatan swasembada daging. Hingga 27 Juli 2020, program Sikomandan telah melakukan inseminasi buatan sebanyak 2.318.136 akseptor secara nasional.
Lalu, ada sapi bunting 1.359.094 ekor dan kelahiran sebanyak 1.394.446 ekor. Dengan keberhasilan tersebut, kata dia, terjadi lompatan populasi sapi atau kerbau yang cukup signifikan selama 5 tahun terakhir, yaitu sebesar 3,37 juta ekor. Sehingga populasi saat ini berjumlah 18,82 juta ekor.