Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Menunggu hasil monitoring

Komite monitoring pasar minyak akan bersidang di wina. pasar ternyata masih lesu, harga minyak arab saudi membaik. OPEC menetapkan kuota produksi anggotanya 17,5 juta barel/hari.(eb)

21 Agustus 1982 | 00.00 WIB

Menunggu hasil monitoring
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
PERKEMBANGAN dalam tubuh OPEC tetap menarik untuk diperhatikan. Apalagi akhir Agustus komite monitoring pasar yang beranggotakan Uni Emirat Arab, Aljazair, Indonesia dan Venezuela akan bertemu kembali di markas besarnya di Wina, ibukota Austria. Komite nampaknya masih akan menghadapi pertanyaan: Apa sebabnya pasar minyak masih tetap lesu, sekalipun OPEC telah menetapkan kuota produksi 13 anggotanya menjadi 17,5 juta barrel sehari sejak Maret? Sidang luar biasa OPEC, 19-20 Maret di Wina, meramalkan permintaan negara industri akan minyak OPEC diperkirakan akan naik dari 18,42 juta -- 20,54 juta (triwulan kedua) menjadi 22,5 juta -- 23,3 juta barrel tiap hari (triwulan ketiga). Sidang itu bahkan menaksir, pada triwulan ketiga negara-negara industri harus menambah stok mereka dari 3.415 juta menjadi 3.645 juta barrel jika ingin menjaga kelangsungan suplai. Menteri Pertambangan dan Energi Subroto, wakil Industri di komite monitoring, optimistis akan terjadi permintaan di atas 20 juta barrel tiap hari pada September mendatang. "Permintaan jelas akan lebih tinggi dari bulan-bulan sebelumnya," katanya. Sesudah membahas perkembangan pasar, komite monitoring juga akan memutuskan apakah OPEC perlu menyelenggarakan sidang darurat, atau pertemuan konsultasi saja. Tanda-tanda menggembirakan, menjelang rapat komite toh sudah muncul. Menurut Subroto, harga patokan Arabian Light Crude (ALC) jenis minyak ringan yang dijadikan patokan OPEC, kini sudah bergerak dari US$ 28 pada Maret menjadi US$ 31-32 per barrel belakanan ini. BANK Dunia, dalam laporan tahun 1982, meramalkan tingkat harga ALC yang US$ 32 per barrel itu, dan bertahan hingga tiga tahun mendatang. Jika perkiraan itu benar, harga minyak jenis itu sesungguhnya sudah jatuh di bawah harga nyata tahun lalu. "Kemerosotan itu akan terasa besar sekali jika dikaitkan dengan laju inflasi," ujar John Lichtblau, Direktur Petroleum Industry Research Foundation, AS. OPEC sendiri berpendapat stabilitas harga patokan US$ 34 per barrel banyak ditentukan oleh suplai produsen minyak -- terutama dari 13 anggotanya -- ke pasar dunia. Dalam upaya itulah, kuota ditetapkan. Tapi sejumlah negara yang tentunya lebih suka mendahulukan kepentingan nasionalnya, mengambil tindakan sepihak: memproduksi minyak di atas kuota, misalnya Iran. Venezuela belakangan juga disebut menambah produksi 0,5 juta barrel di atas kuota 1,5 juta barrel tiap hari. Benarkah? "Saya sudah kirim teleks pada Pak Humberto (Menteri Perminyakan Venezuela) menanyakan hal itu, tapi belum ada jawaban," ujar Menteri Subroto. Sejauh ini pula, sekalipun terasa berat, Indonesia, menurut Subroto, konsisten dengan keputusan OPEC: tetap memproduksi minyak menurut kuota 1,3 juta barrel tiap hari. Dan sebagai konsekuensinya pendapatan minyak pada bulan April dan Mei tahun ini, jauh di bawah penghasilan tahun lalu pada periode yang sama ketika tingkat produksi rata-rata masih sekitar 1,6 juta barrel tiap hari. Dan jika keadaan pasar tetap lemah, Indonesia tampaknya harus semakin mengetatkan ikat pinggang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus