Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Project Management Office (PMO) Hery Gunardi menjamin merger bank syariah tidak akan berbuntut terhadap pemutusan hubungan karyawan atau PHK. Tiga bank yang akan digabung itu ialah PT Bank BRI Syariah (Tbk), PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hery yang juga Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) menyatakan bank syariah hasil merger akan menjadi keluarga besar dan siap bersaing dengan bank syariah Indonesia maupun global. "Kami pastikan tidak ada pengurangan karyawan (PHK) karena akan menjadi satu keluarga besar,” ujar Hery dalam konferensi pers virtual, Selasa, 13 Oktober 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, seluruh karyawan dari ketiga bank akan ikut membangun perusahaan dan membesarkan entitas. Selain karyawan, Hery meyakinkan, aksi korporasi tidak akan berdampak terhadap perubahan-perubahan yang merugikan karyawan.
“Sampai hari ini tidak ada perubahan apa-apa. Nasib nasabah masih sama saja karena belum legal merger,” tutur Hery.
Tiga anak usaha milik bank BUMN telah menandatangani perjanjian penggabungan atau conditional merger agreement (CMA) pada Senin petang, 12 Oktober 2020. Proses merger ini akan menyatukan aset milik BRI Syariah, BNI Syariah, dan Syariah Mandiri yang diperkirakan mencapai Rp 220-225 triliun.
Penandatanganan CMA merupakan tahap awal dari rangkaian proses penggabungan ketiga bank. Selanjutnya, PMO akan mengumumkan rencana merger secara mendetail pada 20 Oktober sembari mengurus izin penggabungan entitas kepada regulator, seperti Otoritas Jasa Keuangan.
Seumpama lancar, proses merger akan selesai pada Februari 2021. Saat ini, Hery memastikan, PMO belum dapat mengungkapkan rencana nama bank hasil merger, logo, maupun rencana-rencana bisnis perusahaan selanjutnya.
Dia hanya menyebut penggabungan ini akan membawa bank syariah menjadi bank nomor tujuh terbesar di Indonesia. Bahkan, pada 2025, bank merger akan mengantongi aset mencapai Rp 395 triliun.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA