Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Misi Dagang ke Australia Berbuah Potensi Transaksi Rp 33,6 M

Misi dagang delegasi Indonesia dalam Forum Bisnis Indonesia-Australia membuahkan potensi transaksi senilai US$ 2,4 juta.

14 Februari 2020 | 17.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Jokowi (kedua kiri) bersama Chief Executive National Capital Authority Canberra Sally Barnes (kedua kanan) berjalan seusai melihat pusat kota Canberra dari Mount Ainslie, Canberra, Australia, Ahad, 9 Februari 2020. Acara tersebut adalah bagian dari lawatan kenegaraan Presiden Jokowi pada 8-10 Februari 2020 ANTARA/Desca Lidya Natalia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Misi dagang delegasi Indonesia dalam Forum Bisnis Indonesia-Australia membuahkan potensi transaksi senilai US$ 2,4 juta atau sekitar Rp 33,6 miliar. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kegiatan ini menghasilkan potensi nilai transaksi B-to-B sebesar US$ 2,4 juta untuk produk makanan dan bumbu masak, kopi, produk perikanan, furnitur, dan produk kayu,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Dody Edward mewakili Menteri Perdagangan lewat keterangannya diterima di Jakarta, Jumat 14 Februari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada misi dagang kali ini, turut berpartisipasi aktif 10 perusahaan Indonesia dari berbagai sektor. Mereka bergerak di sektor kayu, furnitur, dekorasi rumah, kerajinan, makanan dan minuman, kopi, pupuk, dan e-commerce.

Dody menjelaskanm transaksi ini akan terus bertambah seiring dengan dicapainya kesepakatan-kesepakatan dagang yang saat ini masih dalam proses negosiasi business to business. Pada rangkaian misi dagang ke Australia tersebut tanggal 12 Februari 2020, Dody bersama para pelaku usaha Indonesia juga berkesempatan mengunjungi industri tahu tempe yang berhasil dikembangkan oleh diaspora Indonesia di Sydney, yaitu Nutrisoy.

Produk tahu dan tempe memiliki potensi yang cukup besar di pasar Australia mengingat sebagian besar masyarakat Australia mulai menyadari hidup sehat dan mengurangi konsumsi daging. Pangsa pasar Nutrisoy saat ini 90 persen dipasarkan di Australia. Sedangkan 10 persennya  untuk ekspor ke Selandia Baru, Kaledonia Baru, Singapura, dan Uni Emirat Arab.

“Kami berharap, Nutrisoy dapat melakukan promosi untuk memperkenalkan produk Indonesia lebih luas, khususnya di restoran dan supermarket sehingga masyarakat Australia mengetahui produk Indonesia,” ujar Dody.

Selain ke Nutrisoy, Dirjen PEN dan rombongan juga mengunjungi importir Indonesia yang bergerak di bidang perkayuan dan bahan bangunan yaitu Innovative Timber Ideas (ITI) dan membahas peluang ekspor produk Indonesia dan hambatannya. Saat ini ITI mengimpor produk kayu berupa decking dan timber untuk dipasarkan ke toko dan depo bangunan di Australia.

“Produk kayu Indonesia telah memenuhi regulasi dan sertifikasi yang diminta oleh pihak Australia, antara lain SVLK,” jelas Dody.

ITI merupakan salah satu penerima penghargaan Primaduta Award yang diberikan oleh Presiden Jokowi  pada Trade Expo Indonesia 2019 lalu. Primaduta Award adalah penghargaan yang diberikan kepada perusahaan asing yang loyal mengimpor produk dari Indonesia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus