Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Momen

15 Desember 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Migas
Pertamina Remajakan Kilang Tua

PT Pertamina meneken nota kesepahaman dengan tiga perusahaan minyak dan gas global demi peremajaan kilang tua. Targetnya, kapasitas pengolahan kilang melonjak hingga 1,68 juta barel per hari pada 2025. "Ini diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional," ujar Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, Rabu pekan lalu.

Kilang yang akan direnovasi berada di Plaju, Balongan, Balikpapan, dan Cilacap. Peremajaan dilakukan oleh JX Nippon (Jepang), China Petrochemical and Energy (Cina), dan Saudi Aramco (Arab Saudi). Pekerjaan ini akan dimulai pada 2016. Menurut Direktur Pengolahan Pertamina Rahmad Hardadi, nilai investasi untuk proyek ini mencapai US$ 25 miliar selama 10 tahun ke depan.

Industri
Cargill Bangun Pabrik Kakao

Produsen makanan dan minuman berbahan baku cokelat, Cargill, mengucurkan modal US$ 100 juta untuk membangun pabrik pengolahan biji kakao di Gresik, Jawa Timur. Pabrik terbesar di kawasan Asia-Pasifik itu memiliki kapasitas produksi 70 ribu metrik ton. "Bisa menyerap 300 tenaga kerja baru," kata Jos de Loor, Presiden Cargill Cocoa and Chocolate Business, di sela-sela peresmian pabrik, Rabu pekan lalu.

Menurut De Loor, pabrik ini memproduksi bubuk kakao premium merek Gerkens, kakao jenis liquor, dan butter berkualitas tinggi. Adapun bahan bakunya berupa biji kakao, yang sebagian besar didatangkan dari Sulawesi. Cargill optimistis pembangunan pabrik itu akan memperkuat industri kakao yang berkelanjutan di Indonesia.

Perikanan
Pakan Budi Daya Masih Impor

Industri perikanan budi daya nasional masih bergantung pada pasokan pakan impor. Penyebabnya, produksi tepung ikan domestik belum mencukupi kebutuhan. "Jumlah impor sekitar 80 persen, senilai Rp 79 triliun," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Selasa pekan lalu.

Dalam jangka pendek, Kementerian memastikan impor pakan ikan itu belum bisa ditekan. Untuk 2015, pemerintah akan lebih dulu berfokus pada peningkatan produksi tepung ikan lokal. Tahun ini produksi tepung ikan lokal hanya 45 ribu ton. "Mudah-mudahan tahun depan bisa sampai 50 ribu ton," ujar Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto.

BUMN
Emirsyah Satar Mundur

Emirsyah Satar melepas jabatannya sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia. Surat pengunduran diri sudah diajukan kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno selaku pemegang saham Garuda, 10 Desember lalu. Selanjutnya surat tersebut dimintakan persetujuan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa pada Jumat pekan lalu.

Juru bicara Garuda Indonesia, Pujobroto, mengatakan Emir mundur sebelum masa jabatannya berakhir pada Maret tahun depan. "Ini untuk memberi kesempatan kepada direksi baru agar bisa bekerja sejak awal tahun, sehingga tim baru bisa melakukan persiapan lebih dini," katanya Kamis pekan lalu. Kuartal pertama merupakan periode krusial bagi industri penerbangan. Pujobroto menampik anggapan bahwa mundurnya Emir karena kerugian yang ditanggung Garuda.

Komoditas
Ekspor Teh Indonesia Menurun

Kementerian Perdagangan mencatat penurunan ekspor teh selama 2014. Sepanjang Januari-September, nilai ekspor mencapai US$ 102,9 juta, turun 14,14 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. "Ini dampak dari program penghiliran komoditas teh. Penyerapan teh di dalam negeri meningkat," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Nus Nuzulia Ishak, Selasa pekan lalu.

Nus mengatakan, dalam lima tahun terakhir, tren ekspor teh rata-rata menurun 2,98 persen per tahun. Pada 2013, lima negara tujuan ekspor teh terbesar adalah Rusia, Pakistan, Malaysia, Inggris, dan Amerika Serikat, yang menyerap 10 persen produksi teh Indonesia.

Penerimaan Negara
Setoran Dividen BUMN Diturunkan

Pemerintah memberi kelonggaran bagi badan usaha milik negara dalam menyetorkan sisa hasil usaha (dividen) mulai tahun depan. Langkah ini ditujukan untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur yang digenjot oleh Presiden Joko Widodo.

Kelonggaran itu berupa penurunan rasio pembayaran dividen. "Untuk sektor perbankan mungkin akan diturunkan jadi di bawah 25 persen," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini M. Soemarno, Selasa pekan lalu.

Selama ini rasio pembayaran dividen BUMN sektor perbankan sebesar 30 persen dari laba bersih.

Selain bagi perbankan, pemerintah tengah melakukan finalisasi kebijakan untuk keringanan setoran dividen BUMN lainnya. Mereka yang dikaji antara lain PT Pertamina, PT Aneka Tambang, PT Timah, dan PT Perusahaan Gas Negara.

Internasional
Cina Catat Inflasi Terendah

Laju inflasi Cina tahunan hingga November tercatat 1,4 persen, terendah dalam lima tahun terakhir (November 2009). Kondisi ini mengindikasikan negara itu masih menghadapi perlambatan pertumbuhan.

Dilansir dari BBC News, inflasi yang rendah ini memicu kekhawatiran bahwa Cina masih menghadapi risiko deflasi. Kalangan ekonom sebelumnya memperkirakan inflasi pada November sebesar 1,6 persen.

Badan Pusat Statistik Cina menyatakan indeks harga produsen bulan November (year-on-year) juga turun 2,7 persen—penurunan terendah sejak 2013. Indeks harga produsen adalah harga rata-rata bahan mentah yang dibutuhkan produsen untuk menghasilkan produk. Penurunan ini melampaui perkiraan rata-rata survei ekonom yang dikompilasi The Wall Street Journal, yakni 2,4 persen. Liu Li Gang, ekonom dari ANZ, mengatakan perekonomian Cina masih mengalami tekanan. Impor mengalami penurunan dan pertumbuhan ekspor lebih rendah daripada perkiraan.

Pertumbuhan Ekonomi
Bank Dunia Pangkas Proyeksi

Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi hanya berkisar 5,1 persen. Angka ini lebih rendah daripada perkiraan dalam laporan lembaga internasional tersebut sebesar 5,2 persen. "Pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat mengakibatkan turunnya harga sejumlah komoditas Indonesia serta memperkecil hadirnya peluang baru," kata ekonom utama Bank Dunia, Ndiame Diop, Senin pekan lalu.

Diop menilai perkiraan ini dapat berbalik arah apabila investasi melampaui harapan tahun depan. Tapi lembaga ini memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun depan tidak berbeda dengan tahun ini yang 5,2 persen. Ia memperkirakan konsumsi domestik masih menjadi penopang pertumbuhan. Namun, jika Indonesia bisa memperkuat fondasi ekonomi dan memperkuat iklim investasi, laju pertumbuhan dapat lebih pesat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus