Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MEDIA
Washington Post Dijual US$ 250 Juta
Menjelang Lebaran lalu, pendiri dan CEO Amazon.com Inc, Jeff Bezos, menyatakan setuju membeli Washington Post senilai US$ 250 juta. Dalam transaksi itu, Bezos membuat kesepakatan sebagai individu dan mewakili Amazon, toko online terbesar di dunia. Dia yakin bisa menerapkan keberhasilannya di e-commerce ke industri surat kabar.
Washington Post menjadi surat kabar legendaris setelah berhasil membongkar skandal Watergate pada 1970-an, yang memaksa Richard Nixon mundur dari posisi sebagai Presiden Amerika Serikat. Dengan pembelian Washington Post, Bezos menjadi miliarder kesekian kalinya yang tertantang menghidupkan kembali bisnis media cetak yang dilanda kelesuan.
Pekan sebelumnya, John Henry, pemilik klub bisbol Amerika, Boston Red Sox, dan klub sepak bola Inggris, Liverpool, melakukan kesepakatan membeli surat kabar Boston Globe, yang dijual murah oleh The New York Times seharga US$ 70 juta. "Tugas kami meneruskan agar Washington Post tetap di hati pembaca, dan saya sangat optimistis tentang masa depan," kata Bezos seperti dikutip Bloomberg, Selasa pekan lalu.
UTANG
Rekor Utang Tertinggi Jepang
Untuk pertama kalinya Jepang memiliki utang lebih dari 1.000 triliun yen. Total utang Jepang mencetak rekor baru, mencapai 1.008,6 triliun yen atau US$ 10,46 triliun sampai Juni 2013. Jumlah ini naik 1,7 persen dibanding tiga bulan sebelumnya.
Jumlah utang terbesar di dunia ini mendorong Perdana Menteri Shinzo Abe menaikkan pajak penjualan dua kali lipat demi menjaga kestabilan keuangan pemerintah. Kamis pekan lalu, lembaga pemeringkat Moody's Investors Service mengingatkan bahwa memburuknya kondisi keuangan akan menghapus tingkat kepercayaan investor pada obligasi pemerintah.
Total utang Jepang lebih besar dua kali lipat dari besaran ekonomi negara tersebut. Defisit fiskal akan naik menjadi 10,3 persen, dari posisi sebelumnya 9,9 persen dibanding total produk domestik bruto. "Nilai utang yang terus merangkak naik memicu Abe meningkatkan besaran pajak penjualan. Kebijakan ini harus dilakukan," kata ekonom di Royal Bank of Scotland Group Plc, Hanhua Wang, seperti dikutip Reuters, Jumat pekan lalu.
PAJAK
Pajak Pengusaha Properti Nakal
Direktorat Jenderal Pajak bersiap memeriksa pembayaran pajak ribuan perusahaan properti yang terindikasi curang. Ditjen Pajak mencium adanya praktek nakal dalam pelaporan pajak oleh perusahaan-perusahaan tersebut. "Akan kami periksa setelah Lebaran. Ada ribuan," kata Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany saat ditemui di acara open house Idul Fitri di kediaman Gubernur Bank Indonesia, Kamis pekan lalu.
Menurut Fuad, pihaknya akan memeriksa sekitar 2.000 perusahaan properti yang beroperasi di Tanah Air. Dugaannya, mereka memperhitungkan pajak penghasilan (PPh) dan pajak pertambahan nilai (PPN) dari nilai jual obyek pajak (NJOP), bukan dari harga jual properti yang sebenarnya. "Padahal aturannya dari harga jual," ujar Fuad.
Dengan kondisi ini, penerimaan pajak dari sektor properti jadi tak optimal. Fuad belum bisa mengkalkulasi berapa besar potensi pajak yang hilang akibat praktek semacam ini. "Puluhan triliunlah," kata Fuad. Ketua Umum Realestat Indonesia Setyo Maharso mengakui NJOP kerap dipakai untuk perhitungan PPh dan PPN. Tapi tak semua begitu. Ada juga yang menggunakan harga pasar. "Tergantung notarisnya," ucapnya.
INVESTOR
Uji Tuntas Peminat Bank Mutiara
Direktur Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan Mirza Adityaswara mengatakan para calon investor Bank Mutiara akan segera menjalani proses uji tuntas atau due diligence. "Pekan ketiga Agustus ini segera dilakukan due diligence," ujar Mirza saat ditemui di Jakarta, Kamis pekan lalu. "Setelah itu, baru bidding."
Sebelumnya, LPS menyatakan ada dua penawar Bank Mutiara yang lolos seleksi administratif. Keduanya disebut-sebut merupakan bank asing. Sebenarnya, kata Mirza, ada enam calon investor yang menyatakan minat, tapi hanya lima calon investor yang mendaftar dan melengkapi syarat dokumen. Dari lima perusahaan itu, hanya dua bank asing inilah yang lolos proses penilaian dan prakualifikasi administrasi.
Proses divestasi kali ini merupakan kesempatan terakhir bagi Bank Mutiara, yang dibanderol minimal sesuai dengan harga penyelamatannya, yakni Rp 6,7 triliun. Tahun depan, sesuai dengan Undang-Undang LPS, Bank yang 99 persen sahamnya dimiliki LPS tersebut bisa dilepas dengan harga penawaran tertinggi.
IMPOR
BI Minta Pemerintah Kurangi Impor
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan telah merekomendasikan kepada pemerintah untuk mengurangi impor. Hal ini perlu dilakukan mengingat defisit transaksi berjalan kian lebar. "Impor meninggi bukan hanya didominasi impor BBM, melainkan juga bahan baku dan konsumsi," kata Agus saat open house Lebaran di rumah dinasnya, Kamis pekan lalu.
Defisit transaksi berjalan sudah berlangsung tujuh kuartal berturut-turut. Pemicunya: laju impor terus meninggi, sementara ekspor melambat seiring dengan perlambatan ekonomi di sejumlah negara tujuan utama ekspor Indonesia. Defisit ini menunjukkan tak seimbangnya pasokan dan kebutuhan valuta asing. "Kalau tidak didukung transaksi modal dan finansial, ini akan menekan neraca pembayaran dan nilai tukar," ujar Agus.
Sekretaris Komite Ekonomi Nasional Aviliani berpendapat defisit transaksi berjalan wajar terjadi pada negara yang ekonominya tengah berkembang. Lonjakan impor terjadi sebagai konsekuensi logis dari tingginya arus investasi masuk. "Menahan impor malah menahan pertumbuhan," katanya.
TELEKOMUNIKASI
Rugi, BlackBerry Ada Kemungkinan Dijual
Sejumlah sumber menyebutkan manajemen perusahaan pembuat telepon seluler pintar asal Kanada, BlackBerry, sedang menjajaki kemungkinan menjual perusahaan ke pihak lain. Seperti dilansir kantor berita Reuters, Jumat pekan lalu, opsi ini diambil untuk menyehatkan bisnis dan mengembalikan keuntungan perusahaan yang kinerjanya terus menurun.
Direktur Eksekutif BlackBerry Thorsten Heins dan petinggi lainnya kabarnya bersepakat terhadap opsi penjualan perusahaan. Penjualan itu diyakini dapat membantu mereka keluar dari masalah-masalah yang selama ini menjadi sorotan publik. "Ada perubahan suara di jajaran petinggi perusahaan," ujar sumber Reuters tersebut. Meski demikian, opsi penjualan akan tetap sulit ditempuh perusahaan karena pihak swasta atau perusahaan ekuitas belum tentu tertarik membeli BlackBerry, yang terus merugi dan kehilangan pelanggan dalam jumlah banyak.
Tahun ini saham perusahaan yang sebelumnya dikenal dengan nama Research in Motion itu anjlok 19 persen. Nilai perusahaan turun menjadi US$ 4,8 miliar dari sebelumnya US$ 84 miliar pada 2008, yang merupakan nilai tertinggi perusahaan sepanjang sejarah.
TELEKOMUNIKASI
Lebaran, Angka Penjualan Telepon Seluler Naik 25 Persen
Ketua Asosiasi Importir Seluler Indonesia Eko Nilam mengatakan angka penjualan telepon seluler menjelang Lebaran lalu mengalami kenaikan sekitar 25 persen. "Awal Juli saja sudah naik 25 persen dibanding Juni. Penjualan bagus sekali. Pada liburan ini bisa naik lagi," katanya di Jakarta, Selasa pekan lalu.
Peningkatan penjualan tersebut, menurut dia, disebabkan oleh momen kenaikan kelas yang hampir berbarengan dengan libur puasa dan Lebaran. "Ini sesuai dengan prediksi para importir." Eko mengungkapkan para pedagang umumnya menaikkan harga jual dua-enam persen karena dipicu oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Tapi kenaikan harga itu hanya terjadi pada produk yang laku keras di pasar, yakni tipe smartphone.
Tahun ini para importir memperkirakan jumlah produk telepon seluler yang diimpor ke Indonesia bisa melebihi 100 juta unit. Jumlah ini naik dibanding tahun lalu, yang mencapai 85 juta unit. "Smartphone dan Android menjadi produk yang paling banyak diimpor karena paling dicari masyarakat," ucap Eko.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo