Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Momen

6 Desember 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bank Sentral
Neraca Bank Indonesia Defisit

NERACA keuangan Bank Indonesia akan defisit pada tahun ini. Menurut Direktur Keuangan Internal Bank Indonesia Harti Haryani, defisit 2010 bisa mencapai Rp 30 triliun, lebih besar daripada target semula Rp 22,3 triliun. ”Indikasinya, hingga Oktober defisit anggaran Bank Indonesia sudah menem­bus Rp 26 triliun,” ujarnya di Bandung, Selasa pekan lalu.

Membengkaknya defisit bank sentral disebabkan oleh besarnya anggaran operasi moneter. Be­lanja operasi moneter hingga Oktober mencapai­ Rp 24,8 triliun. Bank sentral, kata dia, harus masuk ke pasar uang untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Defisit neraca berdampak pada permodalan Bank Indonesia, turun dari Rp 93,5 triliun pada 2009 menjadi Rp 73,4 triliun pada Oktober lalu. Meski defisit, menurut dia, kondisi ini masih wajar. ”Defisit neraca juga dialami bank sentral negara lain akibat derasnya arus masuk dana asing,” ujar Harti.

Ekonomi Makro
Inflasi Melambung

LAJU inflasi­ November mem­bubung tinggi di luar perkiraan. Lon­jakan harga barang dan jasa mengaget­kan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia. Menurut Kepala BPS Rusman Heriawan, inflasi November ter­catat 0,60 persen. Laju inflasi tahun berjalan (Januari November 2010) sebesar 5,98 persen, dan inflasi tahunan (November 2010 November 2009) 6,33 persen.

”Angka itu cukup mengkhawatirkan. Jika Desember harga harga melonjak la­gi, inflasi akan tembus 6 persen,” katanya di Jakarta, Kamis pekan lalu. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2010, laju inflasi dipatok 5,5 persen. Komoditas makanan masih menjadi penyumbang terbesar inflasi. Beras menyumbang 0,12 persen, cabai merah 0,10 persen, bawang merah 0,07 persen, dan mi­nyak goreng 0,04 persen. Sisanya disumbang produk retail dan jasa lain.

Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan tingkat inflasi November di luar perkiraan bank sentral. BI semula menduga laju inflasi November hanya 0,5 persen. ”Ternyata di atas itu,” ujarnya.

Daftar Orang Kaya
Pemilik Djarum Terkaya di Indonesia

MAJALAH Forbes merilis daftar 40 orang terkaya di Indonesia 2010. Budi dan Michael Hartono, keluarga pemilik produsen Djarum, merupakan orang terkaya­ di Tanah Air, dengan nilai­ ke­kayaan US$ 11 miliar (sekitar Rp 101,2 triliun). Dengan lonjakan kekayaan US$ 7 miliar dibanding tahun lalu, keluarga Hartono tetap tak tergoyahkan sebagai orang paling tajir di Indonesia.

Menurut majalah bisnis, keuangan, dan ekonomi berbasis di Amerika Serikat ini, orang terkaya kedua ditempati Susilo Wonowidjojo. Kekayaan pemilik pabrik rokok kretek Gudang Garam ini mencapai US$ 8 miliar (Rp 73,6 triliun). Naik tiga kali lipat dibanding kekayaannya tahun lalu. Keluarga Aburizal Bakrie orang terkaya versi Forbes 2007 hanya menempati posisi kesepuluh tahun ini. Keluarga Ketua Umum Partai Golkar itu mengakumulasi kekayaan US$ 2,1 miliar. Tahun lalu Aburizal Bakrie menempati posisi keempat dengan kekayaan US$ 2,5 miliar.

Menurut Forbes, kekaya­an setengah dari 40 orang terkaya di Indonesia mening­kat dibanding tahun la­lu. Total kekayaan mereka­ me­lonjak hingga US$ 71 miliar, naik dari US$ 42 miliar tahun lalu. ”Rekor (kenaik­an kekayaan) sepanjang sejarah,” tulis Forbes.

Privatisasi
DPR Minta Garuda Tunda Lego Saham

ANGGOTA Ko­misi Per­hu­bungan Dewan Perwakilan Rakyat meminta Garuda Indonesia menunda penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) yang semula dijadwalkan 11 Februa­ri tahun depan.

Anggota Komisi Perhubungan dari Fraksi PDI Perjuangan, Sukur Nababan, mengatakan harga saham Garuda akan jatuh bila penjualan saham ­kepada pu­b­lik ­dipaksa­kan. Kekhawatiran itu, ujarnya, didasari perbedaan laporan keuangan yang dilansir Garuda dengan Kementerian Badan Usaha ­Milik Negara. Garuda menyebutkan berhasil mencetak keuntungan Rp 194,9 miliar sampai September 2010. Tapi Kementerian BUMN malah melansir pada periode September Garuda rugi Rp 39,5 miliar. ”­Lebih baik Garuda membenahi kinerjanya dulu,” tuturnya di Jakarta, Selasa pekan lalu.

Anggota Dewan dari Fraksi Hanura Nurdin Tampu­bolon juga mengimbau Garuda menunda aksi korporasi itu. Kinerja keuangan Garuda yang belum maksimal, isu negatif jadwal pener­bangan tak lancar, dan kisruh penjualan saham Krakatau Steel bisa menjadi sentimen negatif buat Garuda. ”Bisa mempengaruhi harga jual Garuda,” ujar Nurdin.

Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar menga­ta­kan, pelaksanaan penjualan saham perdana merupakan kewenangan Kementerian Badan Usaha Milik Negara sebagai pemilik Garuda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus