Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BURSA
Didorong Komoditas
INDEKS Harga Saham Gabungan mencetak rekor baru. Pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu, indeks ditutup di level 2.323,23, naik 25,10 poin. Perdagangan saham akhir pekan lalu sangat semarak. Frekuensi transaksi mencapai 156.475 kali, dengan volume 13.930 juta lembar saham senilai Rp 9,975 triliun.
Saham BUMI dan saham grup Bakrie lain berkontribusi besar terhadap lonjakan indeks. Harga saham BUMI naik Rp 375 (15,46 persen) menjadi Rp 2.800, dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,9 triliun. Kenaikan juga terjadi pada saham Astra International, United Tractor, INCO, dan PGN.
Analis pasar modal Edwin Sinaga mengatakan kenaikan indeks ditopang oleh saham-saham berbasis komoditas seperti INCO. Ini lantaran tren kenaikan harga komoditas. Maka ia menyarankan investor memegang saham jenis ini, karena dalam jangka panjang akan terus naik.
Namun, Edwin memprediksi, pekan depan indeks akan terkoreksi dalam taraf yang wajar. Sedangkan saham-saham perbankan dan telekomunikasi tengah sepi. ”Sudah jenuh.”
BUMN
Setoran Naik
PEMERINTAH akan menaikkan setoran dividen perusahaan negara dari Rp 26,1 triliun tahun lalu menjadi Rp 28,5-29 triliun pada 2009. Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil mengatakan, dana tersebut untuk menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara.
”Setoran yang telah ditetapkan tahun ini tidak cukup untuk menutup APBN,” kata Sofyan, Selasa pekan lalu. Sekretaris Kementerian Negara BUMN Said Didu menambahkan, pemerintah akan melihat pertumbuhan perseroan hingga kuartal ketiga 2009. Kondisi arus kas perusahaan juga dipertimbangkan sebelum menentukan BUMN mana yang akan diminta meningkatkan setoran dividen.
TOL
Tarif Naik
PEMERINTAH akan menaikkan tarif 17 ruas tol, akhir Agustus 2009. Namun Badan Pengatur Jalan Tol akan menunda kenaikan tarif beberapa ruas yang belum memenuhi standar pelayanan minimal. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Nurdin Manurung, di Jakarta, Kamis pekan lalu, mengatakan penundaan tersebut dilakukan untuk menyeimbangkan tarif dengan pelayanan. ”Tidak hanya memikirkan investor, tapi juga pengguna jalan tol,” katanya.
Badan ini mencatat 15 dari 17 ruas tol yang tarifnya bakal dinaikkan belum memenuhi standar pelayanan minimal. Misalnya, segmen ruas tidak rata, jumlah marka kurang, penerangan jalan rusak, jalan berlubang, dan pagar rumija (ruang milik jalan) belum sempurna. ”Nanti akan kami buktikan apakah itu karena kelalaian atau akibat tidak mampu,” kata Nurdin.
INVESTASI
Sanyo Bidik Indonesia
ANGIN segar itu datang di tengah kekhawatiran lesunya iklim investasi Indonesia. Sanyo Electric Co. Ltd. Global, perusahaan elektronik yang berpusat di Jepang, akan mengalihkan pabrik kamera digitalnya dari Cina ke Indonesia. ”Perusahaan Sanyo di Indonesia lebih menguntungkan daripada di Cina,” kata Direktur Telematika Departemen Perindustrian Ramon Bangun pekan lalu.
Sanyo saat ini memiliki dua pabrik di Cikarang, Bekasi, yakni pabrik kamera digital dan kapasitor. Dengan dialihkannya pabrik itu, pabrik pendukung asal Cina yang selama ini menjadi pemasok juga berencana pindah. Pabrik komponen itu akan dibangun di dekat pabrik Sanyo Cikarang. Semula, pabrik Sanyo di Indonesia memproduksi 7,5 juta unit kamera digital per tahun. Dengan pengalihan itu, produksi akan naik hingga 10,5 juta unit.
OBLIGASI NEGARA
ORI Terus Diburu
Obligasi retail seri ke-6 (ORI 006) sedang naik daun. Dalam sepekan, instrumen investasi yang ditawarkan pemerintah dengan bunga 9,35 persen itu terus diburu. Jumlah pesanan Kamis pekan lalu saja mencapai Rp 917 miliar. Hingga akhir pekan lalu, jumlah pesanan ORI 006 sudah menembus Rp 3,2 triliun. ”Mencapai 63,72 persen dari target indikatif agen penjual setelah ditingkatkan,” kata Direktur Surat Berharga Negara Departemen Keuangan Bhimantara Widyajala.
Sebelumnya, 20 agen penjual ORI 006 menargetkan penjualan Rp 3,6 triliun. Karena besarnya permintaan masyarakat, sembilan agen meminta kenaikan kuota penjualan, sehingga target penjualan lebih tinggi dari Rp 3,6 triliun. Obligasi ini diterbitkan dengan nominal Rp 1 juta. Pemesanan minimal lima unit, sedangkan maksimalnya 3.000 unit. Penawaran akan ditutup 7 Agustus.
UTANG
Untuk Air Bersih
BANK Dunia memberikan pinjaman baru US$ 23,56 juta kepada Indonesia untuk meningkatkan akses air bersih. Proyek ini dilaksanakan Perusahaan Daerah Air Minum Bogor, Jawa Barat (US$ 10,95 juta); Kapuas, Kalimantan Tengah (US$ 5,65 juta); dan Muara Enim, Sumatera Selatan (US$ 14,58 juta).
Kegiatan itu akan berlangsung lima tahun hingga 2014, dengan dana tambahan dari Departemen Pekerjaan Umum dan pemerintah daerah. ”Proyek ini untuk mendukung reformasi di sektor perairan,” kata Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, Joachim von Amsberg, dalam siaran pers Rabu pekan lalu.
Bank Dunia mendukung peningkatan produksi dan penjualan air, sehingga pendapatan perusahaan naik, dan perusahaan mandiri. Di akhir proyek, sekitar 62 ribu sambungan rumah tangga baru diperkirakan terpasang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo