Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Mulai Bisnis Digital? Perhatikan Teknik Foto dan Ilmu Pemasaran Ini

Banyak pelaku bisnis konvensional yang beralih ke ranah digital karena pandemi ini. Penting untuk perhatikan teknik fotografi dan ilmu pemasaran ini.

18 Agustus 2021 | 22.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi bisnis online. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi mengubah semua kehidupan masyarakat. Ketika dulu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah banyak yang berjualan dengan hadir di bazar satu ke bazar lain, kali ini kegiatan mereka terhambat karena terbatasnya ruang gerak di masa wabah. Salah satu alternatif yang bisa mereka lakukan adalah dengan berjualan produk secara digital. Dalam berjualan digital, foto promosi produk pun menjadi hal utama. Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti R.A. Heryani Wahyuningrum membagikan ilmu dalam acara 'Pengabdian Kepada Masyarakat Pemberdayaan Ekonomi Ibu Rumah Tangga dengan Foto Produk Hasil Mandiri' pada 7-8 Agustus 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam workshop virtual itu Errie, sapaan Heryani, mengingatkan bahwa ketika mengambil foto produk, penambahan cahaya menjadi hal yang sangat perlu dipikirkan. "Dalam rekam sebuah foto, hal yang paling penting adalah cahaya. Cahaya bisa berupa cahaya alami yang berasal dari matahari, bisa juga cahaya buatan yang berasal dari lampu," kata Errie dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 16 Agustus 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Errie mengatakan saat pelatihan itu, para peserta berlatih memotret produk menggunakan cahaya matahari pukul 14.00-16.00. Artinya saat itu, suhu matahari kira-kira 4.500-5.500 kelvin. Temperatur saat pemotretan perlu untuk diketahui karena akan mempengaruhi warna pada foto. "Semakin kecil temperaturnya maka dapat memberikan warna kekuningan atau warm color pada foto. Foto yang baik, harusnya bisa menampilkan warna asli produk tersebut," kata Errie.

Setelah memahami cahaya, penting pula untuk mengetahui teknik memotret produk. Errie menyarankan agar foto produk bisa menampilkan dimensi ukuran dan emosi yang mengakibatkan reaksi. Misalnya saat menampilkan foto makanan, maka orang yang melihat foto itu akan menjadi lapar atau tergiur. Foto itu pun bisa memberikan bayangan jelas seberapa besar atau setinggi apa produk itu.

Kegiatan pengabdian masyarakat dari dosen fakultas seni rupa dan desain Universitas Trisakti bertajuk 'Pengabdian Kepada Masyarakat Pemberdayaan Ekonomi Ibu Rumah Tangga dengan Foto Produk Hasil Mandiri' pada 7-8 Agustus 2021/Trisakti

Menurut Errie, untuk tahu lebih dalam soal fotografi produk, penting pula untuk masyarakat mempelajari komposisi tata letak, warna dan sudut pengambilan foto. Dalam hal mempelajari tata letak, ada yang namanya komposisi segitiga (triangle composition), komposisi melengkung (curve composition) dan komposisi sepertiga (rules of third). Sedangkan dalam mempelajari warna, masyarakat pertlu untuk mengetahui komposisi warna. Informasi ini dapat membantu fotografer dalam menentukan warna kontras dari produk yang difoto. "Sebagai contoh jika produk warna biru, kita dapat menggunakan properti ataupun latar foto dengan tema jingga (orange).

Terakhir penting juga untuk memahami soal tata letak saat mengambil foto produk. Hal ini berfungsi untuk menciptakan dimensi pada produk. Setiap objek dengan tata letak yang berbeda dan sudut pandang berbeda juga dapat menceritakan (efek) yang berbeda. Untuk menemukan sudut pandang yang tepat untuk maksud atau tujuan yang kita sampaikan, perlunya eksplorasi dalam pemotretan. "Anda bisa mencari referensi foto sebagai alat bantu dalam proses pemotretan tersebut. Perlu pula riset produk, mengetahui target pasar, juga pesaing produk," katanya.

Ilmu lain yang perlu dipahami para pelaku bisnis digital pemula adalah dalam hal perencanaan promosi produk. Media sosial seperti Instagram bisa menjadi salah satu alat promosi tersebut. Praktisi digital marketing, Dewi Wahyu Kartika mengingatkan agar perencanaan promosi di Instagram perlu dirancang secara rinci. "Terutama jika kita sudah memiliki brand atau merk. Hal ini berhubungan dengan nuansa yang ingin kita cerminkan pada instagram, sehingga kita memilih tematik baik dari warna dan desain yang kita akan gunakan sebagai benang merah dari semua unggahan," kata Dewi pada pelatihan pada 8 Agustus 2021.

Setelah menentukan tema dan warna, masyarakat pun perlu disiplin dalam mengunggah konten produk di media sosial. Apakah akan memamerkan produk setiap pekan, atau bahkan setiap bulan. Tempat mempromosikan konten pun perlu diputuskan. Apakah media promosi yang akan digunakan hanya media sosial seperti Instagran dan Facebook, atau juga akan diiklankan di market place. "Setelah itu, kita harus menyiapkan unggahan dalam ukuran yang sesuai dengan platform. Perlu pula memutuskan file apa yang akan digunakan apakah jpg, gif ataupun mp4," katanya.

Dewi menyarankan agar memulai praktik mendesain foto promosi produk dalam aplikasi canva. Harapannya, ilmu fotografi produk bisa meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam bisnis digital. "Diharapkan para peserta dapat mendesain dan mempromosikan produknya dengan memanfaatkan media sosial dengan aplikasi canva sebagai peningkatan pemberdayaan ekonomi," kata Dewi.

Baca: Berbagai Lomba HUT RI ke-76 Digelar Virtual Dalam Rumah Digital Indonesia

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus