Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Pendidikan Nadiem Makarim bakal memperbesar skala program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, dari tahun lalu melibatkan 50 ribu mahasiswa menjadi 150 ribu tahun ini. Bagi Nadiem, semakin banyak mahasiswa yang ikut program ini, maka akan semakin siap Indonesia bersaing di panggung dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mahasiswa yang lulus tak akan tenggelam ketika masuk ke dunia profesi atau kewirausahaan karena sudah pernah mengikuti simulasi dan dapat pengalaman di program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Untuk itu, ia berharap lebih banyak perusahaan yang tergerak untuk terlibat program ini demi mendukung dukung upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Semakin kuat kolaborasi dunia pendidikan dengan dunia usaha, semakin relevan pendidikan kita dengan kebutuhan dunia nyata," kata mantan bos Gojek ini di Jakarta, Senin, 24 Januari 2022.
Pernyataan ini disampaikan Nadiem dalam acara MoU antara Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jakarta dengan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Indonesia, dan Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara). Ketua ISEI Jakarta Inarno Djajadi mengatakan kerja sama ini bertujuan untuk mendukung transformasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan kebijakan strategis lain yang dikeluarkan Nadiem.
Program Setelah MoU
Inarno mengatakan ISEI Jakarta saat ini menaungi sarjana ekonomi wilayah Jakarta yang memiliki 28 komisariat universitas dan perguruan tinggi di Jakarta. Kerja sama ini bakal memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk terjun ke BEI, Kadin, dan Himbara, melalui serangkaian kegiatan.
Salah satunya program magang berkonversi bagi mahasiswa tahun akhir hingga pelatihan dan edukasi. Lalu sebaliknya, peningkatan kualitas Tri Dharma perguruan tinggi dengan kegiatan praktisi mengajar, kuliah pada industri, dan pemutakhiran sesuai kurikulum yang ada.
"Semoga kerja sama ini dapat jadi awal yang baik bagi mahasiswa mendapat literasi yang menjadi bekal pengalaman bernilai untuk benar-benar terjun ke dunia kerja," kata Inarno.
Nadiem memastikan tahun ini skala program Merdeka Belajar Kampus Merdeka tersebut akan lebih besar lagi. Kementerian, kata Dia, tak hanya melanjutkan, tapi dari awal berkomitmen untuk mengevaluasi, memperbaiki, dan mengembangkan program ini setiap semester. "Tahun ini tahun akselerasi, kalau tahu lalu inkubasi, jadi Merdeka Belajar Kampus Merdeka tahun ini akan semakin banyak dan variatif," kata dia.
Matching Fund Naik
Tak hanya itu, Nadiem memastikan pendanaan dalam skema Matching Fund juga bakal dilipatgandakan. Dikutip dari laman resmi kementerian, program ini dirancang untuk meningkatkan kemanfaatan dan relevansi sekaligus menyelaraskan pengembangan ilmu dan teknologi yang terjadi di perguruan tinggi agar selaras dengan pemenuhan kebutuhan atau pemecahan permasalahan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dan masyarakat.
"Ini bukan tentang angka saja, ini hubungannya dengan kualitas generasi muda kita, untuk membangun Indonesia di masa depan," kata dia.
Program Matching Fund tahun ini sudah masuk dan tertuang dalam Buku III Himpunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Lembaga 2022. Program ini jadi bagian yang bakal didanai dari anggaran untuk Kementerian Pendidikan tahun ini yang mencapai Rp 72 triliun.
Meski demikian, Nadiem belum merinci alokasi final anggaran untuk matching fund tahun ini. Tahun lalu, alokasi untuk matching fund ini mencapai Rp 250 miliar, seperti yang dirilis di platform resmi untuk program ini yaitu kedaireka.id.
Kementerian menyampaikan dukungan matching fund ini diprioritaskan bagi kolaborasi yang berkontribusi terhadap pencapaian delapan Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi, yang telah ditetapkan. Delapan indikator tersebut yaitu:
1. Lulusan pendidikan tinggi mendapat pekerjaan yang layak
2.Mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus
3. Dosen berkegiatan di luar kampus
4. Praktisi mengajar di dalam kampus
5. Hasil kerja dosen berguna bagi masyarakat dan diakui internasional
6. Program studi kampus bekerja sama dengan mitra kelas dunia
7. Kelas bersifat kolaboratif dan partisipatif
8. Program studi berstandar internasional
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.