Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Neraca Dagang Surplus, Erick Thohir: Banyak yang Mengira Kita Runtuh Duluan

Erick Thohir mengatakan wabah Covid-19 telah memberikan banyak pelajaran bagi negara, terutama di sektor perdagangan

18 Agustus 2020 | 16.58 WIB

Total harta kekayaan Menteri BUMN Erick Thohir sebesar Rp 2.3 Triliun menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Menteri berlatar belakang pengusaha ini memiliki surat berharga senilai Rp 1.6 Triliun dan 30 bidang tanah di Jabodetabek senilai total Rp 242.5 miliar. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Perbesar
Total harta kekayaan Menteri BUMN Erick Thohir sebesar Rp 2.3 Triliun menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Menteri berlatar belakang pengusaha ini memiliki surat berharga senilai Rp 1.6 Triliun dan 30 bidang tanah di Jabodetabek senilai total Rp 242.5 miliar. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan wabah Covid-19 memberikan banyak pelajaran bagi negara, terutama di sektor ekspor-impor. Hal itu tercermin dari membaiknya neraca perdagangan yang baru saja dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Banyak yang mengira ketika Covid-19 mulai (mewabah), kita negara yang akan runtuh duluan. Tapi kalau kita lihat BPS, neraca dagang malah membaik, ternyata defisit (perdagangan) kita yang jelek jadi bagus, negara tidak bubar, dan tidak kelaparan," kata Erick dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Selasa, 18 Agustus 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

BPS pada hari ini mengumumkan bahwa posisi neraca dagang Indonesia pada juli 2020 mengalami surplus US$ 3,26 miliar. Surplus berasal dari kinerja ekspor yang tercatat lebih baik ketimbang impor.

Sepanjang Juli 2020, ekspor Indonesia terdata mencapai US$ 12,03 miliar. Sejatinya, angka ini turun 9,9 persen secara year on year. Namun, kinerja impor tercatat lebih rendah, yakni hanya US$ 10,47 miliar atau turun 2,73 persen, sehingga menyebabkan neraca perdangan berada di level positif.

Menurut Erick, adanya pandemi telah mendorong Indonesia mengoptimalkan produk-produk lokal ketimbang impor. Indonesia pun mulai memanfaatkan potensi marketnya yang sangat besar untuk membangun kemandirian. Dampaknya, neraca perdagangan bergerak membaik. 

Kendati begitu, ia menyebut masih perlu ada kolaborasi dari berbagai pihak yang lebih besar. Ia lantas meminta perusahaan-perusahaan pelat merah, seperti Garuda Indonesia, membangun komtimen dengan UMKM atau produk lokal untuk memenuhi kebutuhan maskapai, seperti seragam awak kabin hingga suvenir.

"Jadi dilihat, kalau bisa ya merek lokal harus didahulukan. UMKM yang sedemikian ragamnya harus disukseskan," ucapnya.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus